Menjadi pionir bakery berkonsep modern membuat toko roti asli Singapura ini berhasil menancapkan kukunya hingga ke Timur Tengah.
Beberapa tahun belakangan, berbagai produk bakery mulai akrab dengan masyarakat Indonesia yang notabene masih mengonsumsi nasi sebagai makanan utama. Sebagian kalangan yang memiliki mobilitas tinggi, roti, sebagai salah satu produk bakery, sudah menjadi menu utama dalam setiap sarapannya. Fenomena ini tentu saja menjadi pertanda baik bagi perkembangan bisnis bakery di Indonesia.
Jadi raja di Asia & Timur Tengah
BreadTalk adalah sebuah toko roti yang beberapa tahun terakhir sangat populer di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Praktisi bakery lokal menganggap BreadTalk sebagai bakery yang berhasil mempopulerkan butik roti atau modern bakery. Harga yang relatif terjangkau dengan kemasan yang begitu menarik dan varian yang banyak adalah konsep yang ditawarkannya.
BreadTalk didirikan oleh Goerge Quek di Singapura. Sejak awal kehadirannya mampu mengambil hati konsumen. Padahal jika dilihat, sebenarnya di gerai roti lainnya pun produk-produk serupa juga bisa dibuat. Akan tetapi konsep yang dibawanyalah yang membuat setiap orang yang lewat di seluruh outlet BreadTalk tergiur untuk mencicipi aneka varian roti yang ditawarkan.
Setiap produk yang dijual “fresh from the oven”. Konsep inilah yang ditawarkan dan mampu membuat konsumen penasaran. Dengan melihat secara langsung lewat kaca tranparan bagaimana para pekerja memproduksi roti mulai membuat adonan hingga akhir dengan menggunakan peralatan modern (open kitchen), menjadi pemandanangan seru bagi konsumen.
Tidak hanya itu, setiap produk yang siap dibeli bisa dilihat dalam jarak dekat dan konsumen pun bisa memilih dan mengambil sendiri roti mana saja yang akan dibelinya. Konsep inilah yang membedakan BreadTalk dengan gerai roti pendahulunya. Dan konsep marketing yang dianut gerai ini adalah roti dapat berbicara dengan Anda. Setiap sepotong roti adalah unik dan memiliki suara yang dapat dilihat dalam kesenangan dan cerita yang menarik dibelakangnya. Dari latar belakang inilah nama BreadTalk dipilih.
Besarnya antusiasme penggemar roti terhadap produk BreadTalk setidaknya bisa dilihat dari kehadiran outletnya di seluruh negara Asia Tenggara dan Timur Tengah. Sebenarnya George Quek sendiri — selaku pendiri Breadtalk — tidak menyangka jika kehadiran produknya akan diterima dengan baik di berbagai negara tersebut sejak tahun 2000 lalu.
“Saya tidak pernah membayangkan bahwa BreadTalk bisa tumbuh begitu cepat,” kata Quek.
Harus diakui, kekuatan BreadTalk adalah kreasi dan inovasi nya dalam menghasilkan banyak produk dengan nama dan aneka rasa yang unik. Rasa yang ditawarkannya juga mengajak konsumen untuk berpetualang merasakan aneka roti yang mampu menghadirkan lima rasa dasar (manis, asin, pedas, gurih dan pahit).
Kreatif & inovatif
Selain itu, kehadiran produk baru juga biasanya sengaja dibuat menyesuaikan dengan tema besar yang ada, seperti tahun baru, hari kasih sayang, hingga hari raya keagamaan. Untuk awal 2010 ini misalnya. BreadTalk menawarkan 3 varian baru (Curly Cream Cheese, Caffe Uno, dan Great Golden Garlicious) yang diharapkan bisa dijadikan menu alternatift sarapan. Varian tersebut mengangkat rasa kopi, keju dan bawang putih yang biasa dijadikan menu sarapan oleh masyarakat Eropa.
Selain produk-produk baru, tentu saja produk-produk favorit tetap tersedia, seperti roti tabur abon roti yang berisi pisang coklat (copa banana), dan roti coklat (chocolate bun). Menurut Astrid Hendrawati, Brand Manager BreadTalk Indonesia, salah satu rahasia kelezatan roti BreadTalk adalah terletak pada bahan-bahan dasarnya yang sebagian besar impor, terutama tepung. Selain itu, resep setiap roti yang dijual juga memiliki standardisasi sehingga menghasilkan keseragaman citarasa dan penampilan di seluruh outletnya.
Melihat keberhasilannya, bahkan masih jadi trend setter di Indonesia, tidak mengherankan bila kini bermunculan puluhan toko roti yang juga berkonsep modern di kota-kota besar di Indonesia, maupun di beberapa Negara. Bahkan ada yang menawarkan kreasi dan inovasi lebih unik. Lihat saja di Australia, hadir gerai roti yang bernama BreadTop yang mempunyai nama, logo, serta konsep yang mirip.
Bahkan jangan heran jika dalam satu pusat perbelanjaan seperti mal atau plaza, terdapat lebih dari 5 toko roti dengan nama yang berbeda. Bagi BreadTalk kejadian itu bukan suatu masalah, bahkan hal ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi para pelaku usaha di gerai roti ini supaya lebih kreatif lagi dalam menghasilkan produknya. Dan, bagi BreadTalk sendiri, hal ini justru jadi bahan evaluasi untuk meng-upgrade diri menjadi lebih baik lagi.
Saat ini BreadTalk di Indonesia memiliki 57 outlet yang terdapat di Jakarta (Jabodetabek), Bandung(Bandung Supermall, Istana Plaza), Surabaya, Bali, Makassar, Manado, Pekanbaru, Jogja, Solo, Palembang, Batam, Samarinda dan Balikpapan.
Dan secara internasional BreadTalk sendiri punya target pada 2012 untuk memiliki 1000 outlet. K-10