Dalam semangat perayaan Hari Diabetes Nasional 2024, Bango meluncurkan inovasi terbarunya yakni Bango Rendah Gula (less sugar), yang 45% lebih rendah gulanya, untuk membantu keluarga Indonesia mengontrol asupan gula -serta 50% lebih rendah garam, sehingga baik pula dikonsumsi untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Produk Bango tersebut menggunakan bahan kedelai hitam Mallika, serta daun stevia, yang merupakan pemanis alami yang mengandung nol kalori. Peluncuran inovasi tersebut dilakukan di tengah kemeriahan ”Bango Less Sugar Fit Festival” yang digelar di Gandaria City, Jakarta pada 24 – 26 Mei 2024 lalu. Berbagai aktivitas dalam acara itu dimaksudkan untuk dapat menginpspirasi masyarakat hidup lebih sehat dengan cara yang nikmat. Rangkaian aktivitas tersebut terdiri dari berbagai kegiatan interaktif, yaitu: Zona Edukasi & Konsultasi: Menghadirkan keunggulan dari inovasi terbaru Bango yaitu Bango Less Sugar, disertai fasilitas cek gula darah gratis dan konsultasi dengan tim tenaga medis; Zona Gerak Sehat: Terdiri dari sederetan aktivitas menarik yang mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup aktif; Zona Makan Enak: Berbagai sajian lezat dan sehat yang dihadirkan oleh Bango Less Sugar; danRangkaian kelas pound fit dan aneka resep menu sehat.
Head of Marketing Nutrition Indonesia PT Unilever Indonesia, Tbk Nuning Wahyuningsih dalam pers release yang dikirimkan ke redaksi Kulinologi Indonesia (24/5) menerangkan, ”selama lebih dari 95 tahun, Bango senantiasa melahirkan inovasi dan program yang berlandaskan pada komitmen untuk melezatkan masakan Indonesia sambil memperhatikan dinamika kebutuhan masyarakat. Bango melihat bahwa gaya hidup sehat saat ini makin diminati masyakarat Indonesia, dimana makin banyak orang yang menyadari pentingnya menjaga kesehatan. Khususnya dalam hal mengkonsumsi makanan yang lebih sehat, studi Asia Pacific Health Priority 2023 menunjukkan bahwa 75% masyarakat Indonesia bersedia mengalokasikan pengeluaran lebih untuk memilih makanan yang lebih sehat.”
Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan konsumsi gula terbesar ke-6 di dunia, yaitu mencapai 7,8 juta metrik ton/tahun. Bahkan Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS tahun 2021 menunjukkan, 47,9 juta penduduk Indonesia masih mengonsumsi gula secara berlebihan. Menurut penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.G.K., mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih dapat menimbulkan berbagai risiko penyakit seperti diabetes mellitus tipe-2 (DM tipe-2). Penyakit ini bahkan tidak memandang usia, karena penderita DM tipe-2 justru lebih didominasi oleh kelompok usia produktif (52,1%), dibandingkan kelompok usia lanjut (48,9%). Selain faktor gaya hidup sedentary atau kurang gerak, penyakit ini sangat erat kaitannya dengan pola konsumsi yang tidak sehat, termasuk makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih.
”Saat seseorang terlanjur terkena diabetes, ia sebenarnya dapat tetap hidup sehat dan produktif asal konsisten menerapkan kebiasaan mengatur asupan dan pola makan terbaik guna mengontrol kadar gula dalam darah, disertai gaya hidup aktif. Tapi bagaimanapun, mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati. Faktanya sekitar 90% kasus DM tipe-2 bisa dicegah dengan pola hidup sehat . Jadi, kebiasaan baik ini juga penting dilakukan oleh mereka yang ingin terhindar dari risiko penyakit diabetes,” kata Diana. KI-08