Keamanan pangan merupakan hal yang paling dasar dan utama yang harus diterapkan pada industri jasa boga. Dalam industri jasa boga, keamanan pangan ditentukan pada setiap lini kegiatan. Mulai dari persiapan dan pembelian bahan baku,penyimpanan, persiapan memasak, thawing, proses memasak, menyiapkan hingga manajemen pegolahan sisa makanan. Untuk dapat memastikan keamanan pangan di setiap lini tersebut maka terdapat empat hal dasar yang dapat dilakukan yakni sanitasi, pemisahan, pemasakan, dan pembekuan. Pada tahap sanitasi, pelaku jasa boga harus melakukan sanitasi menyeluruh tidak hanya pada bahan baku. Tetapi, sanitasi pula terhadap karyawan atau pekerja jasa boga, sanitasi tempat dan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan tersebut.
Dengan sanitasi yang baik, akan mencegah atau menjadi langkah awal dalam menghindari cemaran maupun kontaminasi masuk ke dalam produk pangan. Tahap kedua adalah pemisahan, pemisahan di sini adalah tidak mencampur baik bahan baku, alat, maupun tempat yang digunakan dalam industri jasa boga. Bahan baku mentah dan bahan yang langsung dimakan harus dipisahkan untuk menghindari kontaminasi silang atau kontaminasi yang terjadi karena adanya mikroorganisme dari bahan lain yang masuk atau mengontaminasi bahan yang lainnya. Proses penyajian pun harus disesuaikan dengan standar yang ada. Seperti penyajian salad yang harus dalam keadaan dingin dan diberi es batu yang tidak mencair agar salad tersebut tetap segar.
Selanjutnya yakni pemasakan, bahan-bahan yang disajikan harus dimasak sesuai dengan kategori dan karakteristik bahan baku tersebut. Pemasakan merupakan salah satu metode untuk mengurangi maupun mencegah keracunan pada konsumen. Selain itu, memasak juga dapat memberikan cita rasa yang lebih karena medium maupun bahan lain yang ditambahkan. Sehingga, dapat menaikkan appetite atau menggugah selera makan seorang pelanggan.Tahap terakhir yaitu pembekuan, pembekuan termasuk metode penyimpanan yang paling aman yang dapat diterapkan pada bahan baku yang sesuai. Dengan pembekuan, bahan baku akan lebih tahan lama karena mikroorganisme penyebab kebusukan tidak dapat melakukan aktivitas pada suhu yang rendah sehingga produk menjadi lebih awet.