Memang tak ada habisnya bila menjelajah kuliner Kota Hujan, selain kulinernya yang segudang, suasana yang sejuk pun memancing wisatawan untuk berkunjung ke kota ini. Belum lama ini hadir resto yang menambah daftar sederetan tempat makan di Bogor, Kembang Desa Resto. Tempat yang satu ini menawarkan Heritage Indonesian Cuisine.
Restoran yang terletak di Jalan Pangrango 30 Bogor ini memiliki konsep adat kolonial, dimana tempatnya sendiri merupakan bangunan bekas rumah Belanda. Pemilihan nama Kembang Desa sendiri terinspirasi dari anak Prabu Surya Kencana yang bernama Dewi Purnamasari, ketika jaman perang ia disembunyikan di Pelabuhan Ratu dan tidak boleh menggunakan nama aslinya sehingga ia menggunakan nama Kembang Desa. Arti Kembang Desa adalah simbol keindahan dan kesederhanaan dari seorang wanita tradisional yang mempesona dan menarik setiap mata yang memandang.”Maka dari itu, restoran ini dinamakan Kembang Desa agar dapat menarik dan melekat setiap pelanggannya,” ungkap Sri Yunaidi, Public Relation Kembang Desa Resto.
Di dalam restoran Kembang Desa ini terdapat berbagai macam pilihan tempat duduk yang mampu menampung hingga 150 orang, termasuk ruangan di lantai dua. Jenis menu yang dihidangkan disini berasal dari seluruh Indonesia. Menu andalan dari Kembang Desa, yaitu Tangkapan Muara Angke, dalam menu itu terdapat 6 jenis ikan, cumi, udang yang dibakar dan disajikan dengan 7 macam sambal khas Indonesia. Harga menu yang dihadirkan berkisar antara Rp. 20.000 – Rp. 189.000.
Di tempat ini terdapat empat ruangan utama, yaitu Soekarno, ruangannya disusun seperti ruang rapat dan terdapat 1500 foto Bung Karno. Ada pula Buitenzorg, namanya diambil dari nama kota Bogor pada jaman Belanda, ruangan ini sengaja dicat berwarna hijau karena untuk menyesuaikan dengan warna kota Bogor. Terdapat juga barang-barang asli Eropa, untuk mencirikan bahwa pada jaman dahulu banyak orang Eropa yang datang ke Bogor. Selain itu, ada ruangan Suryakencana yang dihiasi nuansa Cina berwarna merah, ruangan tersebut dibuat karena di kota Bogor ini terdapat sebuah daerah bernama Suryakencana yang mayoritasnya dihuni orang keturunan Cina. Lalu ada ruang Raflesia yang diisi oleh galeri yang bisa dijual.
Disamping makanan yang berasal dari Nusantara, interiornya juga menggunakan hiasan dari berbagai daerah di Indonesia seperti, wayang golek, wayang kulit dan kain Bali. Tidak hanya interiornya, seluruh staff restoran ini pun selalu menggunakan baju adat, baik Sunda, Jawa ataupun Bali.
Restoran yang sudah berdiri sejak setahun lalu ini rutin melakukan perubahan jenis menu setiap 6 bulan sekali. “Menu yang sudah lama akan digantikan dengan menu baru, serta bisa juga dilakukan modifikasi menu,” tambah Sri. Restoran ini memiliki cabang di Jakarta, yang dinamakan Kembang Desa Express, tempat ini hanya menyediakan makanan cepat saji saja karena terdapat di tempat peristirahatan.
Pada saat akhir pekan dan saat sore hari tempat ini ramai dikunjungi karena terdapat pemandangan Gunung Salak dan dapat melihat matahari terbenam. Untuk jam operasional pada weekday buka mulai jam 10 pagi hingga 10 malam, sedangkan untuk akhir pekan mulai jam 10 pagi hingga jam 11 malam. Pada akhir pekan juga pengunjung dihibur dengan live music, instrument bamboo atau organ tunggal.
Kembang Desa Resto
Jl. Pangrango No. 30 Bogor