Oleh Arif Hartoyo
Ini dia obat mujarab yang berkhasiat mencegah berbagai penyakit sekaligus, mulai dari penyakit jantung koroner, kanker, Alzheimer, hingga meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah bau mulut. Satu obat untuk semua!
Siapa yang tidak kenal dengan minuman teh? Teh adalah jenis minuman yang paling populer dan paling banyak dikonsumsi di dunia, setelah air putih. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh (Camelia sinensis L., Kuntze). Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Pada masyarakat pedesaan, seduhan teh yang kental biasa digunakan dalam usaha pertolongan awal pada penderita diare. Bahkan di daerah tertentu, seduhan teh diyakini bermanfaat sebagai obat kuat dan membuat awet muda.
Selain dinikmati dengan cara diseduh dan langsung diminum, teh dalam bentuk ekstraknya juga dapat ditambahkan ke dalam berbagai produk pangan. Fungsinya tak hanya menyumbangkan aroma dan rasa teh pada produk pangan, tetapi juga berkhasiat sebagai antioksidan. Komponen utama di dalam teh, yang disebut katekin, terbukti memiliki sifat antioksidan yang lebih baik dalam berbagai jenis produk pangan, jika dibandingkan dengan antioksidan sintesis.
Kenali jenis-jenis teh
Secara umum berdasarkan proses pengolahannya, teh dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis yaitu teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Teh hijau dibuat dengan cara menginaktifkan enzim fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar, dengan cara pemanasan menggunakan uap panas sehingga oksidasi terhadap katekin dapat dicegah. Teh hitam dibuat dengan cara memanfaatkan terjadinya oksidasi enzimatis terhadap kandungan katekin teh. Sedangkan teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan daun, dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi. Oleh karena itu, teh oolong disebut sebagai semi fermentasi. Teh hijau banyak dikonsumsi oleh masyarakat Asia terutama China dan Jepang, sedangkan teh hitam lebih popular di negara-negara barat. Sementara teh oolong hanya di produksi di China.
Komponen bioaktif teh
Komponen bioaktif utama dalam teh yang berperan dalam memberikan efek fisiologis disebut katekin. Katekin ini terdiri dari 4 jenis yaitu epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin gallate (ECG) dan epigallocatechin gallate (EGCG). Komponen katekin ini lebih banyak terdapat dalam teh hijau dibandingkan teh hitam. Dalam teh hitam, sebagian besar katekin dioksidasi menjadi teaflavin dan tearubigin.
Khasiat teh
Selain dapat mencegah penyakit jantung koroner dan kanker seperti disebutkan di awal tulisan ini, masih banyak manfaat lain yang bisa diperoleh dengan menkonsumsi teh secara rutin setiap hari. Beberapa manfaat konsumsi teh lainnya dapat disimak dalam tulisan di bawah ini.
Mencegah obesitas/kegemukan
Komponen bioaktif teh dapat membatu kita untuk mencegah obesitas. Mekanismenya kemungkanan karena katekin teh berperan manghambat aktivitas enzim-enzim pencernaan (lipase, protease, amilase), menghambat emulsifikasi lemak di lambung dan duodenum, serta dapat menstimulasi termogenesis dan oksidasi lemak tubuh.
Fungsi kognitif
Studi epidemiologi yang terbaru pada manusia dan studi pada hewan percobaan menunjukkan bahwa minum teh dapat melindungi otak yang berkaitan dengan proses penuaan. Komponen teh terutama EGCG dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit demensia, Alzheimer dan Parkinson. Mekanismenya diduga berkaitan dengan kemampuan EGCG untuk mengikat Fe, menangkap radikal bebas dan sifat anti-inflamasi.
Meningkatkan imunitas tubuh
Lingkungan yg sudah tercemar (udara, air, makanan) dan kondisi stres menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Meskipun tubuh mempunyai sistem pertahanan (sistem imun), namun sering kali tidak mencukupi. Teh bisa membantu meningkatkan sistem pertahanan tubuh karena teh mempunyai sifat:
- Antioksidan (mencegah penyakit kronik karena serangan radikal bebas)
- Anti virus (misal virus influenza)
- Anti bakteri (misal bakteri penyebab diare atau penyebab infeksi lainnya)
- Meningkatkan kerja sel imun dalam tubuh (imunomodulator)
Memperbaiki sistem pencernaan
Lebih 50% katekin teh hijau yg dikonsumsi oral diekskresi melalui feses. Katekin teh dapat menekan pertumbuhan bakteri putrefaktif/pembusuk (enterobacter, clostridium, dan lain-lain), dan justeru meningkatkan pertumbuhan bakteri asam laktat (BAL) dan bifidus (bakteri yang bermanfaat). Selain itu katekin teh juga dapat memperlancar buang air besar (BAB), menurunkan jumlah produk metabolit dalam feses secara signifikan (misalnya skatol, indol, cresol, dan lain-lain), serta dapat mengurangi bau feses karena jumlah amonia, sulfida pada feses menurun drastis.
Mencegah bau mulut (anti-halitosis)
Metilmerkaptan (CH3SH) merupakan komponen utama yg bertanggung jawah pada nafas dan bau mulut yg tidak sedap. Senyawa sulfur ini dihasilkan oleh bakteri an-aerobik dalam mulut. Katekin teh (16-250 ppm) mampu menghambat pertumbuhan bakteri oral, dan pada konsentrasi (2.5-25 ppm) menghambat enzim yg mengkatalisis pembentukan H2S sampai 30%. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa katekin teh mampu menekan jumlah metilmerkaptan secara signifikan, sehingga nafas dan bau mulut yg tidak sedap dapat ditanggulangi/dikurangi. Dengan konsumsi satu cangkir teh hijau setelah makan, konsentrasi katekin yang diperoleh sekitar 500-1000 ppm, sudah cukup untuk menyegarkan nafas dan mulut kita.
Meningkatkan daya tahan tubuh
Mekanismenya diduga teh hijau mampu meningkatkan katabolisme lemak, ketersediaan asam lemak dan pemanfaatannya dalam otot sebagai sumber energi, sehingga penggunaan karbohidrat dalam tubuh direduksi. Kemampuan meningkatkan daya tahan tubuh dibuktikan dengan meningkatnya asal lemak bebas dalam plasma, meningkatnya aktifitas ß-oksidasi lemak dalam otot untuk menghasilkan energi, menurunnya glukosa darah dan meningkatnya glikogen otot.
Efek samping
Masih banyak muncul pertanyaan di masyarakat tentang keamanan mengkonsumsi teh dalam jumlah banyak. Dari data yang ada, nilai LD50 dari EGCG sebesar 1.5 g/kg berat badan. Dengan melihat nilai LD50 yang cukup besar ini menunjukkan bahwa teh sangat aman dikonsumsi. Selain itu ada kekhawatiran jika mengkonsumsi teh dapat menyebabkan anemia. Faktanya tidak pernah ada kejadian orang mengalami anemia hanya gara-gara rutin minum teh. Memang benar katekin teh dapat mengikat Fe, tapi itu hanya terjadi pada Fe non-hem (Fe dari nabati). Dan tidak terjadi pada Fe hem yang berasal dari pangan hewani.
Mendapatkan khasiat teh dari berbagai jenis
pangan
Selain bisa mendapatkan manfaat secara langsung dengan mengkonsumsi minuman teh, anda juga bisa mendapatkan manfaat teh dari berbagai jenis pangan yang mengandung katekin teh. Sekarang sudah mulai muncul berbagai produk pangan yang sengaja ditambah dengan ekstrak teh misalnya produk permen, jus buah, produk bakeri, minuman antioksidan dan lainnya.
Andapun bisa berkreasi sendiri, dengan membuat produk pangan sendiri yang anda sukai plus manfaat dari teh yang kita tambahkan. Caranya anda tinggal menyiapkan seduhan teh dengan benar. Pilihlah teh hijau untuk mendapatkan kandungan katekin yang maksimal. Seduhlah dengan air panas bersuhu 80-90O C selama 2 menit, setelah itu langsung didinginkan supaya proses epimerisasi dapat diminimalkan. Proses epimerisasi adalah proses perubahan struktur dari struktur epi menjadi non-epi, contohnya EGCG menjadi GCG. Perubahan struktur ini akan menurunkan sifat antioksidan dari katekin Proses penyeduhan dapat diulang 2-3 kali karena kandungan katekin masih cukup banyak pada seduhan ke tiga. Setelah anda mendapatkan seduhan teh hijau, anda bisa menyimpannya di lemari pendingin atau langsung digunakan dalam produk pangan yang akan anda buat.
Jika kita mengkonsumsi teh tiap hari dari berbagai jenis pangan olahan, anda tidak hanya mendapatkan rasa dari pangan tersebut, tapi juga manfaat dari teh yang luar biasa. Mari kita buktikan pepatah kuno yang mengatakan “drinking tea each day, will starve the doctor” dengan mengkonsumsi teh setiap hari dari berbagai sumber pangan yang kita olah sendiri! Selamat mencoba.
Ir. Arif Hartoyo, MS.
Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor