Industri olahan daging mempunyai berbagai jenis produk seperti sosis, burger, bakso, nuget, kornet sapi, daging asap, rollade – harus melewati proses sterilisasi untuk meningkatkan daya tahan produknya. Sayangnya hanya produk-produk dari perusahaan besar yang mampu melaksanakan proses sterilisasi tersebut. Direktur Eksekutif National Meat Association (NAMPA) Haniwar Syarief dalam sebuah diskusi di Jakarta pada 19 Februari lalu mengatakan, sebagian besar produk olahan daging perlu dikondisikan untuk tetap berada pada rantai dingin. “Bahkan rantai dingin diperlukan mulai dari bahan baku, proses pengolahan, hingga saat produk akan dikonsumsi oleh konsumen karena harus disimpan dalam lemari es untuk memperpanjang daya tahan produk,” kata Haniwar.
Saat ini banyak produk olahan daging yang dijual dalam bentuk chilled atau frozen. Produk dalam bentuk beku harus disimpan dalam suhu -20C sedangkan produk dalam bentuk chilled harus disimpan dalam suhu 0C. Haniwar menandaskan, industri olahan daging membutuhkan cold storage untuk menjaga stabilitas suhu. Industri olahan daging saat ini sudah banyak yang menggunakan cold storage untuk bahan baku, bahan jadi, maupun delivery ke pelanggan. Berbagai hal dilakukan oleh produsen untuk menjaga kualitas produk, meskipun investasi yang dibutuhkan sangat besar. Industri olahan daging harus mengusahakan untuk menurunkan suhu agar produk mempunyai daya simpan yang baik.
Ruang produksi, papar Haniwar, harus mempunyai suhu -20C untuk suhu penyimpan beku, -2C hingga +2C untuk produk segar, dan 8C-12C untuk suhu ruang produksi. Biaya untuk menurunkan suhu ini berkisar antara 10-15 persen dari total biaya pabrik dan masih mempunyai kemungkinan untuk naik seiring dengan peningkatan tarif listrik. “Biaya tersebut meliputi investasi mesin, ruang pendingin, dan biaya listrik,” jelasnya.
Cold Storage berperan penting baik untuk menjaga kualitas bahan baku, bahan jadi, maupun delivery. Cold Storage berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu daging olahan agar tidak busuk saat proses distribusi. Kerusakan barang akibat terputusnya rantai dingin, berdampak besar terhadap kondisi keuangan perusahaan. “Kerusakan pada satu ton dari gudang berkapasitas 100 ton dapat menimbulkan kerugian antara 30-100 juta rupiah,” tandas Haniwar. Bahan baku industri olahan daging yang mahal dapat menimbulkan kerugian besar jika ruang pendingin rusak sehingga suhu ruang tinggi dan daging membusuk. Dengan begitu, mesin pendingin yang harus dialiri listrik secara terus-menerus juga membuat biaya semain membengkak. K-35 (hesti).