Bentuknya ada yang bulat tebal dengan ukuran agak kecil. Ada juga yang pipih dan lebar. Biasanya, kolang kaling akrab di meja makan saat bulan puasa.
Sajian manis atau tajilan memang paling cocok dihidangkan untuk berbuka puasa. Bukan saja karena mengandung gula yang cepat memulihkan kalori yang hilang, namun cita rasa manis, juga mampu mengobati rasa lapar dan dahaga setelah seharian menjalankan ibadah puasa.
Salah satu buah yang kerap hadir dan akrab di meja makan saat bulan ramadhan tiba adalah buah mungil putih dari pohon aren. Buah yang dikenal dengan nama kolang-kaling atau buah atep ini luwes disuguhkan dalam berbagai jenis olahan tajil, seperti isian kolak, manisan, setup buah, hingga campuran dalam minuman dingin.
Buah dari pohon aren
Kolang-kaling dalam bahasa Belanda disebut glibbertkjes. Buah ini berasal dari tanaman aren. Di Indonesia, penamaan tanaman ini sendiri bermacam-macam. Di Aceh disebut anau dan bakjuk, di Minangkabau biasa disebut onau, sedangkan orang Toraja menyebutnya dengan onao. Lain lagi di Bali, honau lebih familiar untuk tanaman aren, dan kawung adalah penyebutan untuk daerah Jawa Barat kebanyakan.
Jika ditelusuri asal muasalnya, kolang-kaling merupakan buah dari pohon aren. Untuk menghasilkan kolang kaling, buah aren ini harus dibakar terlebih dahulu hingga hangus atau di rebus selama beberapa jam. Setelah direndam dengan air kapur selama beberapa hari barulah biji-biji ini bisa diolah. Biasanya, kolang kaling digunakan sebagai bahan campuran beraneka jenis makanan dan minuman, mulai dari manisan, kolak, campuran buah kaleng, es campur, bajigur dan masih banyak lagi. Nah, pada bulan puasa, masyarakat beragama Islam kerap menjadikan kolang-kaling ini sebagai menu favorit untuk tajil.
Bagaimana dengan kandungan gizinya? Buah bertekstur kenyal dan berwarna putih bening ini sebetulnya tidak memiliki kandungan nutrisi yang hebat. Meskipun begitu, bukan berarti kolang kaling tidak memiliki manfaat sama sekali. Kolang kaling memberikan keuntungan bagi tubuh dalam urusan membantu kerja saluran cerna. Serat kolang kaling bisa membuat proses pembuangan air besar menjadi teratur, sehingga dapat mencegah terjadinya kegemukan atau obesitas. Perhatikan juga asupan gula. Jangan sampai kolang-kaling disantap dengan asupan gula yang banyak pula.
Pilih-pilih kolang-kaling
Bentuk kolang-kaling di pasaran bermacam-macam, ada yang bulat tebal dengan ukuran agak kecil, dan ada juga yang pipih lebar. Apabila ingin mengolahnya menjadi manisan atau sebagai campuran minuman, pilihlah kolang-kaling yang masih muda. Cirinya, bentuk kolang-kaling pipih, lebar dan tipis.
Untuk menghilangkan lendir tersebut cuci kolang-kaling di bawah air mengalir agar kotoran dan lendirnya larut. Selama penjualan kolang-kaling umumnya direndam air dingin yang tidak dimasak dan dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, sehingga terbentuk lendir dipermukaan kolang-kaling. Setelah dicuci dan ditiriskan, rendam lagi dalam air bekas cucian beras selama beberapa jam. Air cucian beras bisa melarutkan lendir dan menghilangkan aroma asam.
Kolang-kaling yang telah dicuci bersih lalu direbus hingga teksturnya empuk. penambahan daun pandan atau daun jeruk purut membuat aroma kolang-kaling jadi harum dan wangi.