Memiliki konsep awal House of Chocolate, kemudian merubahnya 180° pada saat satu bulan sebelum pembukaan, keputusan yang sangat ekstrim bukan? Melihat realita yang ada dan menemukan peluang yang lebih baik memang tidak ada salahnya, hal ini yang ditangkap oleh Nicole’s Kitchen and Lounge. Berada di daerah Puncak, Bogor dirasa lebih pas untuk mengemas resto yang semula berkonsep cokelat menjadi sebuah resto dengan konsep lounge, dan memanfaatkan nuansa alam pegunungan.
Serba putih dan berada disebuah rooftop, dinilai bisa memberi ketenangan bagi para pengunjung yang datang, “Suasana yang diciptakan santai, para pengunjung dapat melihat pemandangan gunung secara langsung,”ucap Fekadine General Manager Nicole’s Kitchen and Lounge.
Menu yang dihadirkan tidak kalah menarik dengan suasana resto, yaitu menu Western, Asian, dan Fusion. Fusion yang dilakukan di resto ini adalah menggabungkan jenis hidangan Western dengan Asian atau sebaliknya, misalnya Spaghetti Sambal Matah yang merupakan menu baru dari perpaduan hidangan western dan Indonesia. Periode penambahan dan pergantian menu dilakukan setiap 3-6 bulan sekali.
Meskipun terbilang baru, Nicole’s Kitchen and Lounge mampu menarik warga Jakarta dan sekitarnya untuk datang, “Awalnya target pengunjung hanya warga disekitar puncak saja. Tetapi, berkat promosi di media sosial warga Jakarta banyak yang datang kesini, mungkin mereka bosan dengan gedung-gedung bertingkat dan ingin bersantai di resto dengan pemandangan gunung,”kata Fekadine.
Strategi pemorsian pada setiap hidangan diklaimnya sebagai cara untuk menjaga konsistensi rasa, “Misalnya, spaghetti dan steak. Masing-masing sudah kami porsi, sehingga ukuran dan rasa tetap sama. Standar operasional produksi juga sudah diterapkan,”jelasnya. Pemorsian tersebut jumlahnya tergantung pada pola kebiasaan pengunjung yang datang, “Misalnya, hari senin-kamis yang datang 10, kami akan persiapkan 15. Kemudian di akhir pekan kami siapkan 3 kali lipat dari hari biasanya,”kata Fekadine. Untuk menjaga stok bahan baku pun dilakukan hal yang sama. Dalam hal menjaga mutu hidangan, Fekadine membeli bahan baku hanya dari suplier tetap. Sehingga kualitas tidak akan berubah, “Jika kurang sesuai, bahan tersebut akan kami retur,”ucapnya.
Menariknya, resto ini sudah menerapkan sistem call table. Call table tersebut memiliki fitur untuk memesan dan meminta bon pembayaran pada pramusaji, jika call table tersebut ditekan, nomor dari meja tersebut akan keluar pada layar dimana para pramusaji berkumpul, “Penggunaan call table untuk memberikan fasilitas pada pengunjung, karena ruangannya besar call table berfungsi untuk memudahkan mereka,”kata Fekadine. Kapasitas duduk di resto ini sebanyak 180 orang, tetapi untuk pernikahan atau pesta (standing party) bisa mencapai 300 orang. Resto ini buka pada pukul 10.00-22.00 setiap hari. Kecuali sabtu, buka pukul 10.00-24.00 dengan kisaran harga Rp.30.000-Rp.200.000. Riska