Berbekal ilmu berjualan cokelat dari keluarganya di Perancis, Francis dan istri melihat peluang yang sangat menjanjikan untuk pasar cokelat di Indonesia. Sejak 10 tahun lalu Francis S. Mestre membuka L’Atelier Du Chocolate, chocolate shop di daerah Kemang, kemudian berkembang dan hingga kini hadir di beberapa shopping center ternama di Jakarta.
Francis dikenal sebagai fashion chocolate designer dan salah satu master cokelat di Indonesia. Karyanya tak terhitung, tahun 2008 lalu Francis mengadakan exhibition cokelat yang bekerjasama dengan satu mal ternama di Jakarta. Dengan judul ‘Modernity’, sekitar 7 patung serupa manusia dibuatnya dari cokelat. L’Atelier Du Chocolate menghadirkan cokelat-cokelat dengan citarasa khas Negara Effel. Meskipun berasal dari keluarga yang sudah akrab dengan cokelat, Francis mengkhususkan diri mengikuti training atau pelatihan untuk menjadi ahli cokelat. Konsep chocolate shop yang dihadirkan di L’Atelier berbeda dengan yang lain, disini konsumen dapat mendesain sendiri bentuk cokelat yang diinginkan, “Apapun dan bagaimanapun desain yang diminta akan kami layani”, tutur Francis. Hal ini yang membuat cokelat-cokelat L’Atelier berbeda dengan yang lain. Citarasanya jangan ditanya, meskipun locally made tetapi L’Atelier menawarkan high quality chocolate. Sesungguhnya citarasa cokelat yang asli menurut Francis ada sedikit rasa pahitnya, atau tergantung komposisi campurannya. Banyak gerai cokelat -di Jakarta khususnya yang menggunalan cokelat compound, banyak campurannya dan rasanya cenderung sangat manis. “Biaya produksi menjadi murah tetapi cokelat tetap dijual dengan harga yang cukup mahal,” tutur Francis yang menurutnya cara ini bisa dibilang curang.
L’Atelier hanya menggunakan Valrhone chocolate, cokelat yang memang diproduksi untuk para profesional cokelat. L’Atelier langsung mengimpornya dari Perancis untuk mendapatkan cokelat ini. “Sebagian besar bahan baku memang masih diimpor, karena harga dan kualitasnya lebih stabil.” Jelas Francis. Selain bahan baku, kualitas selama produksi juga selalu dijaga. “Ada standar food handling yang saya terapkan di dapur saya,” tutur Francis. Francis juga siap untuk meng-hire siapapun yang mau dilatih untuk menjadi pembuat cokelat handal. Untuk tetap menjaga kualits cokela yang dijual, showcase yang tepat juga sangat diperlukan. Cokelat baik disimpan pada suhu 15-16oC dengan kelembapan 55% dan bertahan hingga 1-2 minggu.
L’Atelier Du Chocolat menawarkan lebih dari 60 jenis filling untuk praline, cake cokelat dan beberapa cookies cokelat. Filling cokelat tersedia mulai dari yang klasik, unik, hingga by order, jadi sangat cocok dan fleksibel untuk lidah orang lokal. Filling klasik misalnya hazelnut, ada juga spices filling yang membuat rasa cokelat unik. L’Atelier juga selalu menyediakan cokelat untuk momen-momen tertentu seperti misalnya cokelat untuk Idul Fitri, Natal, maupun Valentine. Idul Fitri September lalu misalnya, Francis membuat kubah Masjid mini dari cokelat, paket-paket parsel juga dia sediakan untuk hantaran. Di hari Valentine justru lebih banyak variannya, cokelat bentuk hati dengan handmade box yang eksklusif tetap menjadi incaran. Di Hari Natal, sudah pasti Cokelat Santa Claus harus hadir di toko ini. “Di hari Natal kami lebih spesial, outlet kami juga ikut berdandan bersiap menghadapi Natal. Segala pernak-pernik Natal akan terpasang 1-2 minggu sebelum Natal tiba.” Cerita Francis. Ada juga postcard chocolate yang bertuliskan kalimat-kalimat indah yang sangat disukai oleh para remaja. Semua bahan yang digunakan untuk mendekor cokelat adalah edible alias bisa dimakan, seperti misalnya printed photo yang tertempel pada postcard cokelat bisa langsung dikonsumsi. K-12.
L’Atelier Du Chocolate
Jalan Kemang Selatan Raya no. 5 Jakarta
(021) 9226650