Waktu penyeduhan menjadi perhatian penting. Tidak sedikit masyarakat yang menyeduh teh celup tanpa mengangkatnya meskipun sudah beberapa jam. Alhasil air seduhan teh sangat kental dan rasanya pahit. Oleh karena itu beberapa orang menilai bahwa teh rasanya pahit, sepat, dan tidak enak. Selain itu waktu seduh yang kurang tepat justru mengurangi khasiat kebaikan teh. Teh yang sama jika diseduhnya berbeda akan memberikan manfaat yang juga berbeda. Cara menyeduh teh yang benar untuk teh hijau maksimal 3 menit sedangkan teh hitam hanya sekitar 5 menit.
Gula, madu, susu, dan krimer biasa ditambahkan ke dalam teh untuk menambah selera peminumnya. Menurut International Certified Tea Specialist, Ratna Soemantri, teh yang baik untuk dinikmati sebenarnya hanya terdiri dari teh dan air. Tanpa tambahan bahan pangan ini teh sudah nikmat untuk dinikmati.
ìApapun yang ditambahkan ke dalam teh itu akan mengurangi manfaatnya intinya adalah efektivitas antioksidannya,î kata Bambang.
Penyimpanan teh juga perlu diperhatikan. Seringkali teh yang sudah dibuka disimpan dalam wadah terbuka. Penyimpanan dengan cara seperti ini dalam waktu lama akan mengurangi komponen bioaktif teh serta mengurangi kenikmatannya. Ratna Soemantri yang juga pernah berkunjung ke Jepang untuk mengamati budaya teh mengatakan bahwa semestinya teh disimpan dalam wadah yang rapat dan kedap. Di negeri Sakura teh disimpan ke dalam wadah yang terbuat dari tanah liat seperti guci kecil.
Kualitas air sebagai media penyeduhan teh juga menjadi penting. Beberapa daerah di Indonesia masih menggunaan air tanah untuk konsumsi sehari-hari. Air tanah ini mengandung mineral tinggi yang mempengaruhi rasa dari teh. Menurut Ratna, beberapa daerah di Indonesia menyeduh teh dengan pekat untuk menutupi rasa air putih yang sedikit berbeda.KI
Selengkapnya tentang Teh dan Manfaatnya dapat dibaca di Majalah KULINOLOGI INDONESIA edisi Februari 2017