Sebagai salah satu minuman yang banyak dikonsumsi di dunia selain teh, pengembangan produk kopi saat ini juga banyak dikembangkan misalnya ke arah pengembangan produk kopi organik. Kopi organik dihasilkan dari pertanian organik yang saat ini juga menjadi salah satu tren sebagai pangan fungsional. Selain itu, produk decaffeinated coffee yaitu kopi yang tidak mengandung kafein saat ini juga sudah banyak dikembangkan dengan tujuan memenuhi permintaan konsumen yang tidak ingin mengkonsumsi kafein. Pemanfaatan kopi sebagai ingridien pangan juga pada umumnya didasarkan terhadap aktifitas antioksidan pada kopi. Hal tersebut karena kopi banyak mengandung beberapa senyawa antioksidan dari golongan hydroxycinnamic acids (chlorogenic acid, caffeic acid, coumaric acid and ferulic acids), melanoidin, dan beberapa produk reaksi pencoklatan non-enzymatic (reaksi maillard). Selain itu perkembangan green coffee beans yang belum mengalami proses roasting dan reaksi fermentasi juga saat ini mendapatkan perhatian dari konsumen. Green coffee beans masih kaya akan senyawa fenolik serta polisakarida yang juga banyak dikembangkan sebagai bahan baku pangan fungsional.
Saat ini beberapa produk kopi yang telah diturunkan kadar kepahitannya juga telah banyak dikembangkan. Hidrolisis menggunakan enzim tertentu yang dapat mengkonversi asam klorogenat maupun asam klorogenat lactone yang merupakan beberapa senyawa yang berkontribusi terhadap tingkat kepahitan kopi dapat menurunkan tingkat kepahitan kopi. KI
Selengkapnya tentang Antioksidan pada Kopi dapat diakses di majalah KULINOLOGI INDONESIA edisi Januari 2017