Minuman ini dipopulerkan oleh sebuah angkringan di sebelah utara Stasiun Tugu Yogyakarta dan merupakan nama dari kopi tubruk yang ditambah dengan sedikit bara kayu atau arang yang masih membara. Kata ìjossî tercetus ketika penikmat kopi di angkringan ini mendengarkan suara yang timbul dari arang panas yang dimasukkan ke dalam gelas kopi tubruk. Dengan ditambahkan arang, kopi ini menjadi semakin pahit dan sepat namun semakin banyak pula orang yang menyukainya.
Walaupun menyebabkan lebih sepat dan pahit, kemungkinan arang yang dimasukkan ke dalam kopi memiliki khasiat untuk mengikat kafein yang terdapat dalam kopi sehingga dapat mengurangi kandungan kafein dalam kopi. Benar tidaknya belum diuji. Arang juga mempunyai kemungkinan dapat mengikat polutan dan racun serta memperbaiki aroma kopi. Mbah Pairo, seorang pencetus kopi joss mengatakan bahwa kopi yang disajikan dengan arang dapat menghangatkan badan di malam hari, mengobati sakit perut dan masuk angin. KI
Selengkapnya tentang Teknik Unik Menyeduh Kopi di Indonesia dapat diakses di majalah KULINOLOGI INDONESIA edisi Januari 2017