Avenzel Hotel & Convention Cibubur mengumumkan acara kuliner istimewa yang akan menampilkan Chef Degan Septoadji, seorang maestro kuliner kuliner masakan Asia Tenggara. Acara yang akan berlangsung pada 11-12 Oktober 2024 pada pukul 18.30 WIB sampai selesai tersebut berlangsung di The Zoetrope Sky Lounge, sebuah restoran unggulan Avenzel Hotel & Convention. Dalam acara kuliner tersebut, akan dihidangkan kuliner khas Thailand yang otentik, disajikan dengan cermat oleh Degan Septoadji.
“Masakan Thailand dikenal di seluruh dunia karena cita rasanya yang berani, warna-warni yang menarik, serta keseimbangan antara rasa manis, asam, asin, dan pedas. Kami pun juga merasa terhormat dapat berkolaborasi dengan Chef Degan, sosok yang identik dengan keunggulan kuliner di Asia Tenggara,” ujar General Manager Avenzel Hotel & Convention Cibubur Lia Rorimpandey dalam sebuah rilis yang dilayangkan ke Redaksi KULINOLOGI Indonesia (19/9).
Ia menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pengalaman kuliner yang luar biasa kepada para pengunjung, yang tidak hanya sesuai dengan selera tamu, tetapi juga mengangkat rasa penasaran terhadap budaya kuliner yang kaya. “Masakan Thailand, dengan tradisi kulinernya yang mendalam, menawarkan petualangan menarik bagi lidah, dan tidak bisa memikirkan cara yang lebih baik untuk memperkenalkannya selain melalui Chef Degan,” katanya.
Para pengunjung bisa menikmati hidangan menu yang disajikan langsung dari racikan tangan Degan Septoadji, mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup, dengan 5 macam menu hidangan Thailand, yakni YUM SOM O PUU NIM (Crispy Soft Shell Crab, Pomelo, Jicama, Tamarind, Coconut); TOM KHA GOONG (Prawn, Spiced Coconut Broth, Tomato, Shimeji, Lemongrass); NAM TOK NUEA (Grilled Beef Striploin, Chili, Lime, Thai Herbs, Roasted Rice Powder); GAENG PHED PED YANG (Seared Duck Breast, Red Curry, Grape, Lychee, Pineapple, Coconut Milk); dan KHAO NIEW MAMUANG (Mango, Sticky Rice, Coconut Milk, Mango Spring Roll, Pandan Ice Cream).
Masakan Thailand biasanya cenderung asam dan pedas. Di Indonesia maka masakan tersebut diolah dengan disesuaikan engan lidah orang Indonesia. “Orang Indonesia biasanya asam dan manis itu harus seimbang, tapi kalau pedas itu selera.,” kata Degan Saptoaji. KI-08