Beragam jurus diet selalu dilirik wanita demi mendapatkan tubuh yang singset. Supaya aman, kenali seluk beluk-nya agar tidak terjerumus dalam pola yang salah.
Wanita mana yang tak mengidamkan bentuk tubuh bak model. Langsing ideal dengan lingkar pinggang kecil dan perut tipis, bisa dipastikan jadi obsesi kebanyakan kaum hawa. Untuk mendapatkan tubuh menawan ini, tak jarang berbagai cara rela dilakoni, mulai dari mengatur pola makan (diet), mengonsumsi makanan dan obat kurus, hingga merogoh kocek yang tidak sedikit untuk mengikuti program pelangsingan dari klinik kecantikan. Lia Loebis (30) misalnya, usai melahirkan anak pertama, ia memilih menjalankan program diet karbohidrat. Cerita dari seorang temannya yang sukses melangsingkan badan dengan mengerem asupan nasi dan makanan sarat karbohidrat, membuat Lia tertarik mengikuti, demi mendapatkan bobot tubuhnya kembali ke angka semula.
Ya, pengaturan pola makan yang dijalani Lia adalah salah satu metode diet yang populer disebut diet rendah karbohidrat. Selain metode ini, sebenarnya masih banyak cara diet lain yang ditawarkan. Nah, sebelum memilih diet mana yang tepat dan aman untuk Anda, tak ada salahnya menyimak 10 metode diet berikut ini.
1. Atkins Diet
Pencetus Dr. Robert Coleman Atkins.
Metode:
Diet minim karbohidrat, tinggi protein. Selama 4 hingga 6 minggu, Anda hanya boleh menyantap makanan yang mengandung protein dan lemak, tetapi membatasi asupan karbohidrat hanya 20 gram per hari dari sayuran.
Konsumsi:
Keju, daging, telur, dan mentega.
Hindari:
Buah, sayuran, gula dan karbohidrat, tepung yang telah mengalami proses refinery, dan makanan yang telah diproses.
Yang dijanjikan:
Menurunkan berat badan dengan cepat.
Kelemahan:
Penurunan asupan karbohidrat secara ekstrem, akan mengganggu sistem metabolisme tubuhnya. Metabolisme protein dan lemak akan menjadi dominan dalam menghasilkan energi. Hal ini sangatlah tidak efisien, karena lama-kelamaan akan menimbulkan penyakit-penyakit degeneratif (terutama penyakit jantung).
2. Raw Food Diet
Dikenalkan pertama kali oleh Slylvester Graham, vegetarian asal Amerika. Dan dipertegas dengan penemuan Artturi Vertanen, seorang ahli biokimia.
Metode:
Mengonsumsi bahan makanan secara alami sehingga gizinya tetap terjaga. Pola makan yang disarankan lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah segar.
Konsumsi:
Dibagi dalam 2 kategori:
- Hanya mengonsumsi makanan mentah.
- Mengonsumsi makanan kombinasi (mentah dan masak).
Hindari:
Makanan yang dimasak secara berlebih (di atas suhu 50oC), karena serat-serat alami makanan menjadi putus, kadar oksigen kurang, dan vitamin yang tidak tahan panas seperti vitamin C akan rusak.
Yang dijanjikan:
Penurunan berat badan. Hidup lebih sehat dengan banyaknya asupan bahan mentah seperti sayur dan buah yang kaya vitamin, mineral dan serat yang baik untuk tubuh.
Kelemahan:
Konsumsi makanan mentah (seperti daging atau ikan mentah) harus benar-benar dipilih yang berkualitas baik. Untuk mendapatkan mutu yang baik, dipastikan membutuhkan dana lebih.
3. Balanced Diet
Dari beberapa tulisan menyebutkan, diet ini populer di Amerika sejak perang dunia ke-2. Banyak ahli gizi yang merekomendasikan diet seimbang ini karena terbilang paling aman (asupan semua gizi tetap terpenuhi).
Metode:
Mengonsumsi makanan dengan unsur gizi lengkap yang meliputi karbohidrat, protein, lemak dan serat. Namun, secara bertahap mengurangi asupan karbohidrat dan mengurangi jumlah kalori harian. Karbohidrat merupakan sumber energi untuk metabolisme, kalau kita mengurangi asupan karbohidrat, lemak akan dihancurkan untuk menghasilkan energi. Hal ini akan berpengaruh pada penurunan berat badan.
Konsumsi:
Makanan yang memenuhi unsur protein, lemak, dan karbohidrat kompleks yang mengandung serat dan vitamin (seperti: nasi, kentang, ubi, roti, jagung, dan pasta). Jenis karbohidrat ini dicerna dan diserap perlahan-lahan oleh tubuh.
Hindari:
Asupan karbohidrat simpleks (seperti gula pasir, susu, permen, dan biskuit manis) secara berlebih karena lebih cepat diserap oleh tubuh dan menyebabkan kadar gula darah dalam tubuh akan cepat naik.
Yang dijanjikan:
Dengan mengurangi porsi karbohidrat sedikit demi sedikit, otomatis asupan kalori ke dalam tubuh juga akan berkurang (asalkan asupan protein dan lemak ke dalam tubuh tidak berlebihan) dipastikan akan membantu penurunan berat badan.
Kelemahan:
Karena penurunan kalori dilakukan secara bertahap, proses penurunan berat badan terjadi secara perlahan, tidak sekaligus.
Bagi yang ingin kurus secara instan, sulit untuk sabar dengan pola balanced diet.
4. Bloodytype Diet
Pencetusnya adalah Dr. Peter J.D’Adamo, ahli naturopati.
Metode:
Asupan makanan harus sesuai golongan darah karena setiap golongan darah memiliki keistimewaan masing-masing. Tubuh akan menyerap dan bereaksi terhadap makanan dengan cara yang berbeda, sesuai karakteristik golongan darah.
Konsumsi:
- Golongan darah A, dianjurkan menjadi vegetarian atau mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
- Golongan darah B, mengonsumsi makanan yang cukup beragam, terutama berbagai produk hasil olahan susu, daging merah dan ikan.
- Golongan darah AB, pola makan gabungan dari tipe golongan darah A dan B.
- Golongan darah 0, mengonsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat, seperti daging, buah, ikan, dan sayuran.
Hindari:
- Golongan darah A, produk susu dan daging.
- Golongan darah B, daging ayam.
- Golongan darah AB, daging, khususnya daging asap
- Golongan darah O, kacang- kacangan dan mustard.
Yang dijanjikan:
Menurunkan berat badan dan mencegah berbagai penyakit jika mengonsumsi makanan sesuai golongan darah.
Kelemahan:
Kalangan dokter dan ilmuwan masih menganggap teori ini kurang ilmiah.
Diet ini disebut-sebut tidak mempertimbangkan kondisi sesorang yang mungkin mempunyai faktor genetis yang rentan terhadap penyakit tertentu dan berada di golongan darah yang bertentangan dengan pola makan.
5. South Beach Diet
Pencetusnya adalah Dr. Arthur Agatson, ahli jantung dari Miami.
Metode:
Menekankan pada pengurangan konsumsi karbohidrat, karena kelebihan berat badan disebabkan oleh konsumsi karbohidrat yang berlebihan, yang akan meningkatkan kadar gula darah. Jurus diet yang harus dibarengi dengan olahraga ini, dibagi dalam tiga fase: pada 2 minggu fase pertama, Anda tidak boleh mengonsumsi karbohidrat; di fase kedua asupan karbohidrat dalam porsi sedang dan fase ketiga boleh menyantap makanan kesukaan dalam batasan tertentu.
Konsumsi:
- 2 minggu fase pertama, konsumsi daging, ikan, sayuran, telur, keju, dan kacang-kacangan.
- Fase kedua, nasi merah, pasta, roti gandum, sereal kaya serat, buah seperti beri dan melon.
- Fase ketiga, diberi kebebasan mengonsumsi makanan yang disukai dalam porsi wajar.
Hindari:
- Di fase pertama, camilan bergula dan karbohidrat, seperti permen, cake, kue kering, es krim, gula, roti, nasi, kentang, pasta, buah, jus buah, dan bir.
- Makanan yang mengandung lemak jenuh.
- Makanan olahan dan minuman ringan.
Yang dijanjikan:
Dapat menurunkan berat badan sebanyak 5-8 kg dalam 2 minggu di fase pertama. Diet ini diklaim dapat menjaga kesehatan, menurunkan tekanan darah, kolesterol, risiko serangan jantung, kanker, dan penyakit kronis lainnya.
Kelemahan:
- Banyak pengikut diet ini yang gagal di fase pertama akibat rasa lapar yang timbul akibat asupan kalori yang rendah. Tubuh jadi kurang segar dan tidak bisa berkonsentrasi.
- Penurunan berat badan secara signifikan di fase pertama dituding bukan diakibatkan hilangnya massa lemak, melainkan cairan tubuh atau massa otot.
6. Zone Diet
Pencetusnya adalah Dr. Barry Sears, seorang ahli biokimia.
Metode:
Asupan makanan diatur dalam kombinasi 40-30-30, yaitu 40% protein, 30% lemak dan 30% karbohidrat.
Konsumsi:
Makanan yang mengandung lemak tak jenuh, suplemen.
Hindari:
Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti roti, pasta, makanan dan minuman yang mengandung kafein, pemanis buatan, dan makanan yang mengandung lemak jenuh.
Yang dijanjikan:
Terjadi penurunan berat badan secara bertahap, meski makan 3 kali sehari asalkan tetap dalam komposisi 40-30-30.
Kelemahan:
Terbilang merepotkan karena setiap kali mau makan harus berpedoman pada pola makan kombinasi yang sudah diatur.
7. Sugar Buster Diet
Pencetusnya adalah H. Leighton Steward.
Metode:
Mengontrol asupan gula dan karbohidrat kompleks, agar sistem pencernaan tidak memproduksi banyak insulin yang bisa membuat berat badan bertambah. Aktris Sharon Stone adalah salah satu pengikut diet ini.
Konsumsi:
Daging merah tanpa lemak, ikan, susu tanpa lemak, keju tanpa lemak, buah dan sayuran yang tidak mengandung vitamin A.
Hindari:
Wortel, kentang, jagung, pasta, nasi, makanan instan, soda, buah dan sayur yang mengandung vitamin A.
Yang dijanjikan:
Menurunkan berat badan. Cocok untuk penderita diabetes karena dapat menjaga kadar gula dalam darah.
Kelemahan:
Diet ini melarang mengkonsumsi beberapa sayur dan buah yang mengandung vitamin A dan antioksidan, padahal sayur dan buah berkhasiat melawan kanker dan penyakit jantung.
8. Ornish Diet
Pencetusnya adalah Dr. Dean Ornish.
Metode:
Asupan lemak yang membuat seseorang menjadi gemuk harus dikurangi, hanya 10% lemak dari total kalori harian.
Konsumsi:
Sayur, buah, susu tanpa lemak, yoghurt.
Hindari:
Semua makanan berlemak, seperti daging, ayam, ikan, kacang, alpukat, tepung dan gula yang sudah mengalami proses pemurnian.
Yang dijanjikan:
Menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, mencegah penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Kelemahan: Asupan lemak sangat minim, padahal lemak tetap dibutuhkan tubuh sebagai cadangan energi. Kurangnya asupan lemak, juga membuat vitamin yang larut dalam lemak tidak bekerja optimal.
9. Food Combining
Pencetusnya adalah Dr. William Howard Hay, ahli bedah kenamaan AS.
Metode:
Pemisahan asupan makanan antara protein (hewani dan nabati), karbohidrat, dan serat. Karena masing-masing makanan memiliki waktu cerna yang berbeda. Protein, misalnya, memiliki waktu cerna yang lebih panjang, sedangkan karbohidrat pendek. Karena itu keduanya tidak boleh dimakan berbarengan.
Konsumsi:
Pola kombinasi asam-basa berupa makanan sumber karbohidrat dan sayuran atau sumber protein dan sayuran.
Hindari:
Menyantap nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah sekaligus dalam satu jam makan, makanan yang telah diproses (makanan kaleng, makanan awetan, makanan yang mengandung food additives).
Yang dijanjikan:
- Pengaturan kombinasi makanan membuat tubuh lebih hemat menggunakan energi untuk memproses makanan. Dampaknya, tubuh menjadi lebih bugar dan bertenaga.
- Anda bisa menurunkan berat badan tanpa menghitung kalori atau mengurangi porsi makan. Cukup mengatur kombinasi makanan, tubuh secara alami akan mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Kelemahan:
- Banyak ahli gizi menganggap food combining belum didukung oleh penelitian ilmiah.
- Melalui food combining orang dipaksa memakan berbagai jenis makanan secara bergiliran. Asupan gizi yang dibatasi ini, membuat diet food combining dalam jangka panjang bisa menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
- Food combining akan sangat berbahaya bila diterapkan pada mereka yang hanya memiliki cadangan tubuh pas-pasan, karena berdampak pada kurangnya asupan zat g
10. Detox Diet
Dipopulerkan oleh Dr. Paula Baillie Hamilton, penulis buku The Detox Diet dan juga seorang dokter medis.
Metode:
Bahan-bahan kimia yang ditemukan dalam makanan dapat meracuni sistem tubuh.Karena itu, dengan mengurangi zat kimia yang masuk ke dalam tubuh akan membuat tubuh bekerja lebih baik. Anda akan menjadi lebih sehat dan tubuh Anda tidak akan menumpuk lemak.
Konsumsi:
Sayur, buah, kacang-kacangan organik.
Hindari:
Makanan yang telah diproses, terutama yang mengandung zat-zat berbahaya, seperti lemak jenuh serta zat pewarna, daging, ikan, karbohidrat sederhana, produk susu, garam.
Yang dijanjikan:
Mengurangi kelebihan tubuh dari kalori yang berasal dari bahan-bahan kimia, membangun sistem penurunan berat badan yang alami, sekaligus membersihkan tubuh dari penumpukan racun-racun kimia.
Kelemahan:
- Banyak ahli gizi yang tidak sependapat dengan zat kimia yang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan.
- Terjadi kekurangan gizi karena asupan kalori yang dikurangi terlalu dramatis.
- Berbahaya bagi kesehatan tulang karena rendah kalsium (pola makan yang menghindari produk susu).