Sejak berabad-abad silam, hidup berbagai etnis masyarakat Indonesia yang masing-masing meiliki dapur (cuisine) yang menciptakan dan mengembangkan berbagai cara pengolahan dan seni memasak sebagai hasil dari perkembangan budaya setempat. Hal tersebut melahirkan makanan tradisional yang menjadi khas daerah masing-masing dan salah satu simbol kearifan lokal. Ditengah perubahan pola konsumsi pangan, baik di negara berkembang maupun negara maju, makanan tradisional menjadi penting untuk diperhatikan karena berperan dalam membangun pola makan yang sehat.
ìAdanya dokumentasi makanan tradisional diharapkan mampu memberikan informasi bagi generasi muda untuk mengenal dan menyadari pentingnya memanfaatkan produk dalam negeri dalam membangun kesehatan,î tutur Murdijati, salah satu penulis Buku Makanan Tradisional Indonesia: Kelompok Makanan Fermentasi dan Makanan yang Populer di Masyarakat.
Buku ini mengupas lebih rinci tentang makanan tradisional yang diolah dengan fermentasi dari aspek ragam kuliner, popularitas, sejarah atau riwayat pengembangan, cara pengolahan, keuntungan dari proses fermentasi, serta kandungan gizi sehingga memberikan manfaat bagi kesehatan. Makanan tradisional hasil fermentasi yang dibahas di buku ini adalah tempe, oncom, kecap, tauco, tape ketan, peuyeum, brem, semayi, gathot, growol, cabuk, tempoyak, asinan, dadih, bekasam, dan terasi atau belacan. KI
Selengkapnya tentang Review Buku Makanan Tradisional Fermentasi Indonesia dapat dibaca di Majalah KULINOLOGI INDONESIA edisi Februari 2017