Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar mencapai tidak kurang dari 230 juta jiwa. Jumlah penduduk yang tinggi tersebut mengindikasikan besarnya jumlah pangan yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat konsumsi masyarakat. Untuk menghasilkan produk pangan, sebuah industri pangan harus harus mempunyai pola pikir lebih panjang untuk mewujudkan keberlanjutan industri yang dijalankannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Bambang Sutantio dalam sebuah diskusi forum komunikasi industri peternakan di Bogor pada 19 September lalu. Tidak cukup hanya menghasilkan komoditi yang laku di pasaran, tetapi pelaku bisnis juga harus memikirkan penggunaan bahan baku pangan lokal agar ketergantungan terhadap bahan baku impor tidak membengkak. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan bahan baku yang sangat mempengaruhi keberlanjutan industri peternakan dalam negeri. Bahan baku dengan ketersediaan yang tinggi di dalam negeri, akan mengurangi ketergantungan pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian global sehingga keberlanjutan industri akan lebih mudah untuk diwujudkan.
Lebih jauh Bambang mengungkapkan, alam sudah menyediakan empat sumber protein terbaik yang menjadi bahan baku bagi industri pengolahan pangan. Bahan dari alam tersebut yaitu, kedelai, telur, susu, dan daging. Dari keempat bahan baku industri tersebut, yang mampu disediakan oleh pasar dalam negeri di Indonesia hanya telur. Untuk bahan baku yang lain, pelaku industri masih harus mengandalkan barang impor.
Ia menandaskan, industri pengolahan sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku. Jika sebuah bahan baku tidak tersedia di dalam negeri, pelaku industri pangan akan memilih untuk mengimpor bahan baku dari luar negeri agar bisnis yang sedang dijalani dapat terus berlangsung. Bambang mencontohkan para pelaku industri susu yang saat ini mengimpor bahan baku karena kesenjangan antara kebutuhan konsumsi masyarakat dan produksi susu nasional sangat jauh. “Kebutuhan susu domestik sangat besar, namun pasokan susu segar dari peternak dalam negeri sangat sedikit,” kata Bambang.
Ia mengharapkan agar pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan bagi industri peternakan, misalnya dengan menjamin ketersediaan bahan baku yang menjadi faktor penentu berjalannya suatu industri pangan.