Pelatihan Intensif Tentang Hidangan Prancis untuk Pengajar Vokasi Bidang Kuliner
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) baru saja membuka program Training of Trainers (ToT) on French Cooking for Vocational Culinary Teaching (7/10/2024) di BBPPMPV Bispar Depok. Program ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Prancis melalui Institut Francais d’Indonesie (IFI).
Arie Wibowo Khurniawan, Kepala BBPPMPV Bispar dalam sambutannya menjelaskan, program ini akan berlangsung selama 7 pekan (7 Oktober-22 November 2024) dan diikuti oleh 48 peserta yang akan dibagi menjadi 2 kelas, yakni kelas cookery dan kelas pastry. Para peserta yang mengikuti training berasal dari kalangan pendidik dan pelatih, yakni dari widyaswara BBPPMPV Bispar Departemen Boga, guru sekolah menengah kejuruan, instruktur lembaga kursus dan pelatihan, dosen perguruan tinggi vokasi serta chef profesional.
Selama training, peserta tak hanya dibekali sesi materi, namun juga akan dikuatkan dengan sesi praktik. Peserta akan mempelajari teknik memasak hidangan Prancis, serta mengenal budaya dan gastronomi negara tersebut langsung dari para chef asal Prancis. Peserta akan didampingi oleh chef profesional dari Institut Disciples Escoffier yakni Antoine Audran (Master Culinary Chef), Didier Basse (Master Culinary Chef), Budiawarman Janaka (Asst. Culinary Chef), Gerald A. Maridet (Master Pastry Chef), dan Camelia Dewitri (Asst. Pastry Logistic).
Budiawarman Janaka, Asst. Culinary Chef dari kelas cookery kepada Kulinologi menjelaskan bahwa, setiap hari para peserta akan mempelajari 2 resep hidangan Prancis. Jenis hidangan mulai dari hidangan basic seperti kaldu dan saus, hingga hidangan yang lebih kompleks. Gerald A. Maridet, Master Pastry Chef dari kelas pastry berharap nanti para peserta bisa mengikuti dengan baik semua proses dan tahapan memasak hidangan pastry Prancis yang terkenal lezat.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kursus dan Pelatihan, Dr. Nahdiana S.Pd., M.Pd. juga sangat mendukung program ini. Melalui pelatihan ini, kapasitas dan kompetensi instruktur atau guru dalam sebuah pelatihan dapat meningkat. Menurut Nahdiana, instruktur yang memiliki kualitas dan kompetensi tinggi dapat ‘melahirkan’ peserta khusus yang juga kompeten dan memiliki ilmu yang relevan dengan tuntutan dunia usaha masa kini.
Saryadi S.T., M.B.A., Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi saat temu media mengatakan, “pelatihan ini merupakan perwujudan komitmen kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Prancis yang sebelumnya sudah terlaksana di berbagai bidang, dan kali ini kerjasama dalam bidang kuliner.” Para profesional chef dari Prancis akan melatih para peserta yang mayoritas adalah seorang pendidik (dosen, guru, dan instruktur) untuk nantinya meneruskan kembali ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini ke para peserta didik. “Tentunya, Tujuan akhir dari program ini adalah agar para pengajar bisa meng-upgrade ilmu dan info terkait keterampilan masak yang berstandar internasional sehingga nantinya lulusan pendidikan vokasi memiliki kompetensi terkini dan lebih unggul,” jelas Saryadi.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone dalam sambutannya sangat antusias dengan program pelatihan ini. Selain untuk mempromosikan kuliner Prancis, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran pendidikan vokasi bidang kuliner agar mampu bersaing ditingkat global.
Di acara yang sama, Kepala Institut Disciples Escoffier Robert Fontana berpesan agar semua yang terlibat dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. “Ini peluang yang sangat baik, karena mengingat pentingnya kebutuhan tenaga kerja kompeten yang cakap mengolah masakan Prancis,” jelas Robert.
Nantinya di akhir pelatihan, peserta akan menerima 3 kredensial utama, yakni sertifikat kompetensi dari Bispar, sertifikat prestasi dari Prancis, dan modul pelatihan untuk keperluan pelatihan pengajaran di masa yang akan datang. fby