Indonesia sebagai salah satu negara biodiversitas tertinggi di dunia selain keragaman kearifan lokalnya yang patut mensyukuri anugrah kekayaan alam yang dimiliki. “Beberapa grup etnik di Indonesia telah mengenal keberadaan ingridien fungsional sejak zaman nenek moyang seperti pada “jamu” dan ramuan-ramuan berkhasiat lain yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia secara tradisional,” terang Ketua Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI), Dosen IPB University, Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya. M.Agr. dalam wawancara bersama Foodreview Indonesia beberapa waktu lalu.
Hanny menambahkan, banyak bahan pangan yang belum termanfaatkan optimal atau bahkan tersia-siakan (wasted foods) terutama di luar Pulau Jawa. Bahan-bahan tersebut antara lain adalah senyawa-senyawa antioksidan (α-tokoferol dan γ-orizanol) yang berasal dari produk turunan minyak sawit, minyak atsiri kayu putih, senyawa GABA dan statin yang berasal dari angkak, senyawa-senyawa fungsional dari tempe, dan lain sebagainya. KI