Monosodium glutamat (MSG) atau yang dikenal dengan mecin merupakan salah satu bahan penguat rasa yang ditambahkan dalam masakan untuk menghasilkan rasa gurih atau umami. Asam glutamat (asam bebas dari MSG) adalah unsur pokok dari protein yang terdapat secara alamiah pada bermacam-macam sayuran, daging, unggas, susu, seafood, dan air susu ibu (ASI). Konsumsi asam glutamat yang ditambahkan ke dalam masakan menyebar luas di banyak negara, seperti Cina, Taiwan, Jepang, USA, Canada, UK, dan tentu saja Indonesia. Akan tetapi, MSG masih menjadi topik yang hangat khususnya dalam isu keamanan pangannya. MSG diisukan menjadi pemicu berbagai penyakit seperti hipersensitivitas, kerusakan otak, kebodohan, asma, dan lain sebagainya.
Guru besar Departemen Teknologi Pangan IPB, Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi mengatakan, berbagai isu tersebut tidak memiliki data yang jelas dan dapat dikatakan sebagai informasi yang salah. “Berbagai penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional maupun yang tidak dipublikasikan, telah menghasilkan data bahwa isu-isu tentang memicu berbagai penyakit tersebut tidak dapat dibuktikan. Bahkan, berbagai lembaga yang kompeten dan bertanggung jawab dalam keamanan pangan di berbagai belahan dunia seperti FAO dan WHO, telah mengklasifikasikan MSG sebagai bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi,” terang Purwiyatno dalam Seminar Keamanan Pangan dan Bumbu Umami sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam Bisnis Horeka, yang diselenggarakan oleh Kulinologi Indonesia dan Ajinomoto Indonesia di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti pada 17 Oktober 2019 lalu.
Acara ini dimaksudkan untuk mengupas tuntas aspek keamanan pangan bumbu umami, dalam hal ini yakni MSG, untuk meluruskan informasi yang salah yang didapatkan konsumen saat ini terkait keamanan MSG. “Sebagian besar masyarakat masih percaya bahwa MSG merupakan BTP yang berbahaya. Patut diduga, informasi yang minim terkait glutamat menjadi salah satu penyebab utamanya. Oleh karenanya, lewat acara ini diharapkan dapat menjadi media informasi yang baik dan tepat untuk menyampaikan fakta-fakta ilmiah bumbu umami kepada konsumen,” tutur Pemimpin Redaksi Kulinologi Indonesia, Hindah J. Muaris.
Selain pemberian materi tentang keamanan pangan bumbu umami, juga terdapat demo masak oleh Ajinomoto. Dalam demo masak ini, peserta seminar diberikan informasi tentang penggunaan bumbu dan bahan yang pas untuk menciptakan masakan dengan cita rasa yang lezat.
Acara ini juga akan diselenggarakan kembali di Akademi Pariwisata Indonesia (AKPINDO), Jakarta pada 15 November 2019 dan Program Studi Tata Boga Universitas Negeri Jakarta pada 10 Desember 2019 mendatang. KI-37