Diet ketogenik adalah pola konsumsi dengan tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat yang akan menyediakan cukup protein untuk pertumbuhan tetapi kurang karbohidrat untuk kebutuhan metabolisme tubuh. Dengan demikian, tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi, yang pada prosesnya akan menghasilkan senyawa keton.
Dengan mengubah komposisi makan menjadi tinggi lemak dan rendah karbohidrat, maka diharapkan akan mengubah kondisi metabolisme glukosa menjadi metabolisme lemak (ketogenesis) di mana tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Hal tersebut membuat lemak dalam sel-sel tubuh diproses menjadi energi melalui mekanisme lipolisis membentuk asam lemak bebas (ALB) dan senyawa keton. Metabolisme lemak memerlukan proses respirasi yang tinggi di dalam sel, sehingga hanya sel tubuh yang normal dan sehat saja yang dapat menggunakan ALB dan keton sebagai sumber energi. Dengan demikian sel-sel yang abnormal seperti sel kanker, patogen, atau sel yang terinfeksi virus akan kehilangan energi utama yaitu glukosa, sehingga akan berkurang dengan metode diet ketogenik ini.
Diet ini secara mendasar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu diet ketogenik umum dan diet ketogenik terapi. Diet ketogenik umum biasanya digunakan untuk mereka yang bertujuan membentuk pola hidup sehat ataupun menurunkan berat badan, sedangkat aplikasi diet ketogenik terapi digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan seperti kanker, epilepsi, dan lain sebagainya. Selain tujuannya yang berbeda, kedua diet tersebut juga membedakan persentase asupan zat gizi di dalamnya.
Selengkapnnya baca di Kulinologi Indonesia edisi Juli 2017