Sensory & Application

Pelestarian Kuliner Indonesia Melalui Street Food

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman makanan tradisionalnya. Berbagai olahan diproduksi dan dipasarkan diberbagai tempat, seperti di restoran ataupun di pinggir jalan. Makanan yang dijajakan di pinggir jalan atau biasa disebut street food cenderung memiliki presepsi buruk karena tingkat higienitas yang rendah.

Makanan yang dijajakan di pinggir jalan memberikan dampak positif karena merupakan sumber pendapatan yang mampu mencegah golongan rawan sosial masuk ke dalam kemiskinan. Selain itu, produk yang dihadirkan menawarkan berbagai jenis makanan tradisional dan mudah di dapat dengan harga yang terjangkau.

“Sebenarnya jajanan yang dijual di pinggir jalan merupakan suatu bentuk pelestarian kuliner Indonesia, para penjualnya sebaiknya diberikan sarana dan prasarana yang tepat agar produk yang dihasilkan terjaga kualitasnya,” terang Guru Besar Teknobiologi Universitas Atmajaya Jakarta, Dr. F. G. Winarno dalam Talkshow Forum Generasi Muda Pertanian Indonesia: Integrasi Sektor Pertanian dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional yang diselenggarakan oleh Forum for Sientific Studies IPB di Bogor pada 24 September 2017 lalu.

Ia menambahkan makanan yang dijajakan di pinggir jalan merupakan usaha sektor informal yang tidak mudah ditertibkan, tempat makan yang disediakan juga relatih kotor, kurang sanitasi lokasi, dan rendah higiene individu, sehingga diperlukan standar sertifikasi, standard pengawasan, lokasi yang tepat, kebersihan peralatan dan pelaksana, serta sertifikat kesehatan personal. Hal tersebut dimaksudkan agar keamanan produk yang dihasilkan dapat terjaga.

Peningkatan mutu dan keamanan makanan yang dijajakan di pinggir jalan juga diperlukan. Selain itu, pemberian dukungan terhadap perkembangan ekonomi usaha makanan yang berskala kecil dengan memperkuat posisi sosial ekonomi para produsen dan pedagang kecil juga diperlukan. “Street food lebih besar manfaatnya bagi masyarakat dari pada reputasi yang dimiliki dan perannya penting bagi perekonomian perkotaan. Fri-34

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *