Diet ketogenik atau diet keto adalah salah satu metode diet yang membatasi asupan karbohidrat. Di dalam manusia kebutuhan akan energi dipenuhi oleh tiga hal secara umum yakni karbohidrat, lemak, dan protein.
Diet keto bertujuan untuk menurunkan kadar gula dalam tubuh. Trigliserida mulai dipecah menjadi Free Fatty Acid (FFA) dan gliserol dengan bantuan hormon. Free Fatty Acid kemudian memasuki aliran darah di mana mereka dapat digunakan oleh jaringan tubuh sebagai sumber energi. Tetapi, bolehkah seseorang terus menerus menjalani diet keto?
Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB, Dr. Rimbawan menyarankan agar pelaku diet keto tidak terus – menerus menjalani diet keto jika tujuan diet twlah tercapai.
Menurutnya, batas maksimal untuk menjalani suatu metode diet adalah 6 bulan.
“Jika selama 6 bulan tersebut tidak mengalami perubahan, maka sebaiknya seorang pelaku diet harus mengubah metode diet yang digunakan. Karena, bisa saja metode yang digunakan tidak cocok dengan metabolisme di dalam tubuhnya,” jelas Dr. Rimbawan dalam kesempatan wawancara dengan Foodreview Indonesia, di sela-sela Foodreview In-depth Seminar di Bogor pada 11 Januari 2018.
Selain itu, Dr. Rimbawan juga menganjurkan agar pelaku diet tidak semata-mata menjalani satu pola diet dalam waktu yang lama. Karena, pada dasarnya setiap manusia memerlukan seluruh asupan gizi dengan porsi yang seimbang baik dari lemak, protein, maupun karbohidrat.
“Diet adalah hal yang baik. Tapi sebaiknya tidak dilakukan dengan perilaku yang ketat terhadap diet,” pungkasnya. KI – 35