Anda biasa menggunakannya sebagai campuran teh dan kopi untuk menciptakan kenikmatan rasa yang lebih full? Tahukah jika krimer andalan Anda terbuat dari minyak jagung atau minyak kedelai?
Secangkir kopi instan plus krimer dan gula memang menjadi pilihan banyak orang sebagai doping paling polpuler untuk membuka hari. Kafein seolah berpacu memompa adrenalin demi menciptkan pikiran dan ide-ide yang makin kreatif dan cemerlang.
Kalau biasnaya Anda kurang menaruh perhatian terhadap bubuk krimer yang Anda gunakan, cobalah sesekali mengamatinya. Meski fungsinya sama seperti susu cair yang biasa disajikan di hotel berbintang sebagai teman secangkir black coffee, namun sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan. Susu cair benar-benar terbuat dari susu, sedangkan krimer dapat terbuat dari bahan nabati, makanya dikemasannya tertulis ‘Non Dairy Creamer (NDC)’.
Bahan utama NDC adalah minyak nabati, yang biasa digunakan antara lain minyak sawit dan kelapa, disamping minyak kedelai dan jagung. Jenis minyak yang akan digunakan disesuaikan dengan karakter krimer yang ingin diperoleh, terutama dari segi flavor. Jenis minyak nabati juga akan menentukan umur simpan. Krimer dengan bahan baku minyak berlemak jenuh lebih tinggi akan lebih tahan dan stabil terhadap oksidasi penyebab ketengikan serta penurunan mutu lainnya.
Selain disandingkan dengan kopi, kini krimer banyak diaplikasikan juga untuk produk-produk bakery, tentunya dengan karakter dan sifat yang disesuaikan.
Adanya inovasi krimer nabati ini tentu memberikan peluang tersendiri bagi industri jasa boga, terutama bagi yang menyediakan produk khusus untuk penderita lactose intolerance (tidak bias mengonsumsi laktosa susu). Di sisi lain, harga bahan baku minyak nabati juga relatif lebih murah dibandingkan susu, jadi penggunaan krimer nabati dapat menghemat biaya produksi.