Sensory & Application

Singkong Keju East meets West

“Apa itu kulinologi? Istilah kulinologi merupakan istilah ciptaan; gabungan antara kuliner dan teknologi. Menurut Research Chef Association; kulinologi (culinology) adalah suatu sinergi dari seni kuliner dan ilmu dan teknologi pangan. Kulinologi adalah the mixing of thetechnological side of food processing with that of the culinary aspects of food preparation to form the basis of food formulation, production and presentation to the consumer (Bob Dickson, Oregon State University).

Seni kuliner, sebagaimana didefinisikan oleh RCA, adalah suatu disiplin ilmu dan kebiasaan
(practices) tentang seni dan keterampilan menyiapkan dan menyajikan pangan. Sedangkan ilmu pangan, menurut definisi Institute of Food Technologists (IFT), adalah suatu disiplin ilmu yang menggunakan dasar-dasar biologi, kimia, biokimia, fisika dan engineering untuk mempelajari sifat alami bahan pangan,
penyebab kerusakan, prinsip-prinsip pengawetan dan pengolahan pangan, serta peningkatan mutu dan keamanan pangan untuk menjaga kesehatan publik. Jadi kulinologi merupakan cabang ilmu multi disiplin; khususnya kolaborasi antara disiplin kuliner dan disiplin ilmu dan teknologi pangan; untuk bisa menghasilkan pangan dengan mutu, keamanan, tampilan dan pengalaman makan yang lebih baik.

Kulinologi mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan praktek-praktek ilmiah untuk membuat produk pangan baik produk pangan itu diproduksi dan disiapkan di restauran, toko, hotel; atau di pabrik pengolahan pangan yang tidak hanya bercitarasa lebih enak, lebih indah, lebih menarik selera; tetapi juga sekaligus lebih aman dan konsisten mutunya.

Produk dan Flavor Baru

Seorang Chef; utamanya adalah seorang ahli kuliner, seorang dengan pengetahuan, keahlian dan interes kuat pada pangan, berdedikasi untuk mengolah dan memanfaatkan bahan baku atau kombinasi bahan baku yang ada, untuk menghasilkan sajian pangan yang lezat, menggugah dan memuaskan selera. Dengan kulinologi, seorang chef diharapkan mampu melakukan penggalian lebih jauh mengenai pengetahuan dan metode ilmiah untuk bisa mengaplikasikan keahliannya sampai jauh di luar lingkungan dapur, restauran atau hotelnya.

Perubahan teknologi pengolahan dan pemasakan pangan serta perubahan permintaan konsumen
terhadap produk pangan yang lebih bercitarasa, bergizi dan aman merupakan faktor pendorong dari tumbuhnya disiplin kulinologi. Industri pangan, dituntut untuk bisa menghadirkan produk pangan yang siap masak atau bahkan siap saji- dengan mutu yang tidak kalah dengan produk pangan hasil home cooking atau yang disajikan di restauran. Kreasi flavor soto untuk bumbu mi instan –misalnya- hanya bisa dilahirkan oleh orang atau kelompok orang dengan keahlian gabungan; keahlian memasak dan keahlian teknologi pangan. Itu sebabnya; banyak industri pangan memperkirakan bahwa dengan keahlian kulinologi, maka akan bisa dihasilkan produk dan flavor baru secara lebih baik dan lebih cepat. “It should help jump-start product development,” demikian harapan Harry Crane, executive chef and culinary manager di Kraft Foodservice, suatu divisi Kraft Foods North America Inc.

Industri HOREKABA.

Dari sisi industri pangan; keahlian kulinologi diperlukan untuk mencari cara lebih efisien dan ekonomis untuk memproduksi produk pangan praktis (convenient), aman, awet, namun tetap “have the look and taste of food served in a restaurant”. Industri hotel, restauran, katering, dan bakery (Horekaba) merupakan industri yang akan diuntungkan dengan tumbuhnya disiplin
kulinologi ini. Industri horekaba tumbuh dengan pesat

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *