Tantangan kehidupan pernikahan di dunia moderen semakin meningkat karena kedua pasangan sibuk mencari nafkah, sehingga waktu untuk keintiman dan romantisme menjadi berkurang. Minimnya kadar romantisme dan kualitas komunikasi antar pasangan membuat keluarga kurang harmonis dan menjadi salah satu penyebab data angka perceraian yang semakin meningkat dewasa ini. Hal itu seperti tercermin dari data Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) yang mencatat, selama periode 2005 hingga 2010 telah terjadi peningkatan perceraian hingga 70 persen.
Bertolak dari hal itu, salah satu produk teh celup terkemuka, yakni SariWangi meluncurkan kampanye bertajuk ‘Nikmatnya SariWangi, Hangatkan Malammu!. Dalam jumpa wartawan di Jakarta pada akhir Januari lalu, Brand Manager SariWangi Novia Sukmawaty mengatakan, melalui kampanye ini SariWangi ingin menjembatani pasangan suami istri di Indonesia memanfaatkan malam hari sebagai momen istimewa setiap hari untuk memperbaiki kualitas komunikasi, keharmonisan keluarga dan menjaga romantisme pernikahan agar tetap menyala.
Kenapa mesti malam hari? “Malam hari menjadi jawaban bagi problem pasangan yang sibuk. Mereka dapat menghabiskan waktu bersama setelah berkutat seharian dengan aktivitasnya masing-masing dengan kondisi badan dan pikiran yang lebih rileks
di malam hari,”jelas Novia. Ia menambahkan, suasana malam hari mendukung untuk saling berbagi dan bicara dari hati ke hati, ditemani kehangatan secangkir teh. “Dengan kandungan yang terdapat didalamnya, minum teh di malam hari akan membuat perasaan lebih tenang dan rileks sehingga komunikasi dengan pasangan bisa terjalin lebih hangat,” tambah Novia.
Psikolog Keluarga dan Perkawinan, Ratih Ibrahim menambahkan,”Pernikahan bahagia berawal dari komunikasi yang baik dengan pasangan, berbagi perasaan dan juga selalu menjaga romantisme. Hal ini bisa terus diwujudkan apabila pasangan suami istri memiliki waktu berkualitas untuk bersama, menjalin keintiman, saling berbagi cerita dan berkomunikasi tatap muka.”
Sayangnya perempuan dan laki-laki punya persepsi berbeda. Kaum Hawa memaknai keintiman dengan berkomunikasi tatap muka, bertukar cerita dari hati ke hati, sedangkan kaum Adam menerjemahkan keintiman dengan melakukan kegiatan berdua. Kualitas komunikasi dengan pasangan pada akhirnya menjembatani perbedaan cara pandang ini. Pernikahan pada prinsipnnya adalah menyatukan dua individu yang berlatar belakang dan cara didik berbeda, karenanya membudayakan meluangkan waktu untuk menikmati malam sambil berbincang empat mata dapat dilakukan untuk dapat lebih memahami pasangan, sehingga hubungan tetap langgeng dan tercipta keharmonisan keluarga.follow my twitter: @andangsetiadi