Istilah omega berasal dari Bahasa Latin, yang artinya ‘ujung netral’ atau ‘terakhir’. Dalam struktur kimia organik, apabila letak atau posisi ikatan rangkap berada pada atom karbon ketiga terhitung dari gugus metil asam lemak itulah yang disebut omega tiga. Pada produk pangan, keberadaan omega tiga bisa dilacak pada setiap produk yang kemasannya mencantumkan kandungan linolenat, EPA, atau DHA. Namun kandungan omega tiga yang memiliki kualitas tinggi terletak pada produk-produk pangan yang berasal dari hasil perikanan dan kelautan.
“Pertumbuhan sel otak manusia sangat tergantung pada kadar omega 3 secara cukup sejak bayi dalam kandungan sampai balita,” kata Pengajar Departemen Gizi dan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB Dr. Budi Setiawan. Bila pada masa tersebut cukup tersedia omega tiga, tambahnya, maka anak akan tumbuh dengan potensi kecerdasan yang maksimal. Setiawan menyarankan agar ibu hamil untuk mengkonsumsi ikan dalam jumlah cukup, sampai bayi yang dikandungnya lahir.
Bagi orang dewasa, omega tiga memiliki peran yang semakin penting. Otak, susunan saraf pusat, dan saraf tulang punggung, sebagian besar terdiri atas asam lemak tidak jenuh (esensial). Terjadinya degenerasi atau kerusakan susunan saraf banyak disebabkan oleh kurangnya asam lemak esensial ini, yakni omega tiga dan omega enam. Hal inilah yang menyebabkan menurunnya daya ingat di usia menengah dan turunnya fungsi otak secara drastis. “Dengan mengonsumsi ikan yang mengandung omega tiga tinggi, maka hal ini akan sangat baik untuk menahan tingkat penurunan daya ingat dan fungsi otak orang dewasa,” kata Setiawan. K-08