Cita rasa, pelayanan, dan suasana suatu restoran atau kafe merupakan tiga hal yang menjadi kunci penting dalam menjalankan bisnis restoran atau kafe, sehingga senantiasa dicari pelanggan. Ketiga hal tersebut harus selalu diupayakan dalam membangun dan memperkaya konsep restoran, sehingga tercipta konsep strategi dasar sebuah bisnis restoran. Semua itu dilakukan agar pengunjung restoran dapat terus kembali dan menjadi repeat customer.
Dalam bincang-bincang dengan Kulinologi Indonesia di Jakarta pada 6 Februari lalu, pengelola Warung Yu Tien Tendi Naim mengatakan, hal lain yang harus diperhatikan dalam mengelola restoran yakni kerja sama yang baik dengan berbagai mitra pemasok bahan baku, baik bahan utama maupun bahan tambahan lainnya. Penjalinan kerja sama tersebut dimaksudkan agar kualitas bahan baku yang digunakan dapat terjamin, dan pihak manajemen dapat memastikan bahwa bahan baku bersifat all fresh. “Pembelanjaan bahan baku untuk keperluan resto selama 2-4 hari dilakukan sebagai salah satu upaya manajemen stok yang baik,”tandasnya. Hal itu dilakukan agar kualitas bahan baku tetap baik dan segar.
Lebih jauh Naim menjelaskan, secara umum manajemen resto ini memiliki tiga bagian utama, yaitu bagian service, production, dan marketing. Ketiga elemen tersebut bekerja sama untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Tim service bertugas untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para pengunjung dan terus memperbaikinya dari waktu ke waktu. Tim service ini terdiri atas pelayan dan kasir. Komentar dari pengunjung yang disisipkan pada saat pemberian slip pembayaran diharapkan dapat membantu pihak manajemen restoran untuk memperbaiki sistem pelayanan, baik yang berkaitan dengan produk maupun pelayanan secara langsung.
Adapun tim produksi, dibawahi oleh seorang Chef. Tim tersebut bertanggung jawab dalam memastikan konsistensi kualitas produk yang dihasilkan serta menjaga sanitasi serta higienitas dari ruang produksi dan proses produksi. Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan pangan resto. Berbagai standar produksi pun diterapkan untuk mempertahan kualitas produk, terutama kualitas sensorinya. K-35 (saras)