Semakin meningkatnya kesibukan seseorang, akan membuat mereka semakin memiliki waktu yang sedikit untuk sarapan di pagi hari. Padahal, membiasakan sarapan merupakan hal yang penting bagi seseorang dalam mempersiapkan energi yang dibutuhkan ketika beraktivitas. Menurut Prof Hardinsyah dalam Seminar Gizi Nasional (Senzasional) di Bogor pada 19 Desember lalu, masalah sarapan yang dihadapi oleh masyarakat meliputi tiga hal, pertama, masih banyaknya masyarakat yang tidak sarapan, terutama anak sekolah. Anak sekolah seringkali dibiarkan oleh orang tuanya untuk jajan di sekolah. Padahal sebaiknya makanan mereka dikontrol dengan cara membawa bekal masing-masing dari rumah. Namun,tidak semua orangtua yang bisa menjamin dalam memberikan bekal bagi anak untuk dibawa kesekolah. Hal ini terkait dengan kesediaan waktu yang dimiliki oleh orangtua, terutama ibu serta kepedulian ibu terhadap status gizi anaknya.
Permasalahan kedua, yaitu banyak masyarakat yang salah dalam memaknai sarapan. Minum teh di pagi hari, atau memakan sepotong kue kecil dianggap sudah mewakili sarapan atau tidaknya seseorang. Selain itu, seseorang seringkali menganggap dirinya sudah sarapan ketika makan jam 10 pagi saat istirahat sekolah atau kerja. Padahal, jelas Hardinsyah, menu sarapan merupakan pangan (makanan dan minuman) yang dikonsumsi pagi hari untuk pemenuhan sebagian kebutuhan gizi, terutama menjelang siang. Selain itu, sarapan dilakukan lebih kurang satu jam setelah seseorang bangun dari tidurnya di pagi hari dan sebelum memulai aktivitas.
Permasalahan ketiga, yaitu terkait dengan pengetahuan masyarakat akan pentingnya sarapan. Sarapan sangat penting bagi tubuh seseorang dalam hal mempersiapkan energi otak dan stamina sebelum memulai aktivitas. Selain itu, dengan sarapan, konsentrasi belajar serta kenyamanan kerja dan belajar seseorang juga akan meningkat. Dengan membiasakan sarapan, seseorang sudah menanamkan perilaku dan budaya makan sehat. Sementara itu,untuk anak sekolah, sarapan akan sangat bermanfaat bagi peningkatan daya ingat (kognitif), kemampuan berhitung, membaca, bahasa dan logika serta membuat anak jarang terkena penyakit. Oleh karena itu, untuk bisa mempersiapkan generasi cerdas di masa yang akan datang, harus dimulai dari pemenuhan makan dan gizi anak sedari kecil, agar konsentrasi dan daya juang mereka dalam belajar juga meningkat.
Sarapan yang sehat dan aman, saran Hardinsyah, terdiri dari pangan karbohidrat, lauk pauk, buah,sayur,jus,susu dan minuman, yang bahan, proses dan bumbu pengolahannya bebas dari risiko keracunan dan gangguan kesehatan. Dalam memilih makanan untuk sarapan, sebaiknya diupayakan ada pangan karbohidrat dan pangan protein agar menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama. Selain itu, jumlahnya juga harus sesuai dengan kebutuhan. Kreasi olahan yang enak juga bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan di pagi hari, akan tetapi harus tetap memperhatikan penggunaan bumbu yang aman. K-33 (nadia)