Sayuran merupakan salah satu sumber pangan yang diperlukan tubuh. Secara umum sayuran mengandung zat gizi seperti vitamin, mineral, serat, dan zat gizi lain yang memberikan efek fungsional. Namun konsumsi sayuran masih sering terkendala oleh cita rasanya yang kurang disukai, misalnya anak-anak yang susah mengonsumsi sayur.
Adanya bumbu instan bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengolah sayuran menjadi ragam hidangan yang lebih disukai. “Sejak peluncurannya pada 2005, kami telah mengembangkan beberapa varian rasa, meliputi rasa teriyaki, asam manis, saus tiram, lada hitam, mentega, dan Szechuan,” tutur Department Manager Consumer Food & Seasoning (CFS) PT Ajinomoto Indonesia, Yani Herlyani dalam acara Kampung Kangkung Saori® yang diselenggakaran di Bogor pada 13 Desember 2017 lalu.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Shell Island (2016), tumis kangkung menjadi salah satu masakan sayuran yang paling populer di samping bayam dan sawi hijau. Diketahui bahwa upaya peningkatan konsumsi sayuran telah dilakukan pemerintah, salah satunya dengan pencanangan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Sebagai bagian dari program Ajinomoto Shared Value (ASV), Yani mengharapkan bahwa peningkatan konsumsi kangkung dapat sejalan dengan dan saling mendukung dengan pengembangan produk bumbu instan. Oleh karena itu, sebagai langkah awal, pihaknya memberikan pelatihan kepada para petani kangkung tentang praktek-praktek budidaya kangkung yang baik, pelatihan kelembagaan dan upaya peningkatan kualitas hasil panen. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan posisi tawar, akses pasar dan kesejahteraan petani. Langkah inisiasi pembinaan tersebut dilakukan di tiga daerah sentra kangkung di Kabupaten Bogor, yaitu daerah Leuwiliang, Sawangan dan Saruteun. KI-29