Di pasaran, susu ditawarkan dalam berbagai tipe formula. Kenali cirinya, agar tidak salah pilih.
Rasa yang lezat dan kaya kandungan gizi. Kedua alasan ini cukup menjawab pertanyaan mengapa susu digandrungi oleh segala lapisan umur. Coba saja cek daftar belanjaan Anda, kapan terakhir kali membeli susu? Selain diminum langsung, mungkin juga Anda termasuk orang yang kerap memadukan susu ke dalam hidangan. Sebut saja, puding, soto betawi, kue kering, cake, skutel, es krim, hingga risoles, adalah beberapa hidangan yang terasa makin enak dengan adanya sentuhan susu, bukan?
Saking tingginya pamor susu, di pasaran, beragam jenis susu dalam berbagai merek dan bentuk kemasan dengan mudah bisa kita temui. Tak lagi terbatas pada susu segar, susu kental manis, atau susu UHT. Ada juga formula susu dengan ‘iming-iming’ gizi yang sudah disesuaikan dengan standar kebutuhan. Seperti susu bubuk khusus bayi, susu untuk wanita hamil hingga susu bebas laktosa untuk orang yang tidak bisa mengonsumsi laktosa. Selain itu, ada pula susu low fat atau non fat. Susu yang terakhir ini biasanya dicari oleh kaum wanita yang sedang berdiet, mereka enggan minum susu karena alasan takut gemuk.
Meskipun banyak ragamnya, susu yang paling banyak dijumpai, berasal dari hasil pemerahan hewan sapi. faktor yang membedakan adalah proses pembuatannya, ada yang mengalami tahap pemanasan, sterilisasi, pengeringan, pengurangan lemak, dan proses lain, tergantung dari jenis susu yang ingin dihasilkan.
Mengenal Jenis Susu
Susu segar
Merupakan susu murni hasil perahan sapi tanpa melalui perlakuan apa pun. Bentuknya cair, biasa dijual dalam kemasan plastik atau botol. Sebelum dikonsumsi, disarankan untuk dimasak terlebih dahulu pada suhu 650C selama15 menit.
Kelebihan: jika dalam keadaan higienis dan dikonsumsi langsung, kualitas gizi susu segar terbilang prima karena belum rusak akibat pemanasan. Kekurangan: rentan terkontaminasi mikroba.
Susu pasteurisasi
Susu segar yang telah mengalami proses pemanasan pada suhu tertentu untuk membunuh bakteri jahat (patogen) yang berbahaya bagi tubuh. Bentuknya cair, biasanya dijual dalam kemasan karton. Kelebihan: karena perlakuan panas yang tidak tinggi, citarasa susu ini masih segar. Kekurangan: tidak bisa disimpan dalam suhu ruang, harus di dalam lemari pendingin.
Susu sterilisasi
Susu segar yang telah mengalami proses sterilisasi dengan ultrahigh temperature (dengan panas tinggi 1250C selama 15 detik) Tidak hanya bakteri jahat yang mati, tapi juga bakteri pembusuk. Umum dijual dalam bentuk cair, dalam kemasan tetrapak, botol plastik, atau kaleng. Kelebihan: meskipun menggunakan panas tinggi, kerusakan gizinya terbilang rendah karena proses pemanasan berlangsung singkat. Umur simpannya lebih lama dibandingkan susu pasteurisasi. Kekurangan:citarasanya tidak sesegar susu pasteurisasi.
Susu bubuk
Susu segar yang telah melalui proses pengeringan. Untuk susu bubuk instan, proses pengeringan menggunakan alat khusus (spray dryer) yang menghasilkan butiran partikel susu menjadi lebih halus dan lebih mudah menyerap air. Susu bubuk biasanya dijual dalam kemasan kaleng, kotak karton, dan sachet.
Kelebihan: dalam proses pembuatannya, lebih mudah ditambahkan dengan vitamin, mineral, atau zat gizi lainnya. Kekurangan: sulit terdeteksi apakah kondisi susu dalam keadaan baik atau tidak. Oleh sebab itu, tetap cermati tanggal kadaluarsa yang tertera di kemasan.
Susu kental manis
Susu segar yang telah dikurangi kadar airnya dan ditambahkan kadar gulanya. Selain susu kental manis, ada juga yang disebut krimer. Rasanya mirip dengan susu kental manis, tapi kandungan lemaknya dicampur dengan lemak nabati. Biasa dijual dalam kemasan kaleng. Kelebihan: umur simpannya lebih lama karena mengandung gula yang tinggi. Kekurangan: citarasanya terlalu manis, tidak disarankan untuk penderita diabetes yang harus membatasi asupan gula.
Susu untuk wanita hamil
Susu yang komposisi gizinya khusus dirancang untuk wanita yang sedang hamil dan menyusui. Biasanya, ditambahkan mineral asam folat dan asam lemak esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan janin.
Kelebihan: membantu memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.
Susu pertumbuhan
Susu yang dirancang khusus untuk bayi dan anak-anak dalam masa pertumbuhan. Kandungan gizinya dibuat sesuai dengan kebutuhan perkembangan bayi dan anak-anak. Susu ini dijual dalam bentuk bubuk dengan kemasan kaleng atau karton Kelebihan: membantu memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak-anak, apabila produksi susu alami (air susu ibu) tidak mencukupi. Kekurangan: meski dikatakan baik, untuk bayi baru lahir, tetap disarankan untuk mengonsumsi susu alami (air susu ibu).
Simpan Dimana?
-
- Susu Segar
Susu segar yang kita beli umumnya berumur tidak lebih dari 6 jam jika disimpan di suhu ruang. Sedangkan jika disimpan dalam lemari pendingin, tidak lebih dari 8 jam. Indikasi kerusakan susu ditandai dengan susu jadi lebih kental, aroma dan cita rasa pun berubah menjadi asam.
-
- Susu Bubuk
Jika kemasan belum dibuka, susu bubuk dalam kaleng bisa bertahan hingga 2 tahun. Dalam kotak karton antara 6 bulan sampai 1 tahun. Untuk kemasan sachet, tahan hingga 6 bulan. Sedangkan untuk kemasan susu bubuk yang sudah terbuka, sebaiknya dihabiskan dalam waktu 2 minggu hingga 1 bulan. Disarankan tetap cermat dengan tanggal kadaluarsa yang tertera di kemasan. Apabila partikel susu sudah menggumpal (terjadi penyerapan uap air dari udara), berbau tengik (akibat oksidasi lemak karena panas), dan berubah warna, sebaiknya jangan diminum.
-
- Susu yang Sudah Diproses
Susu pasteurisasi yang belum dibuka, dalam lemari pendingin bisa bertahan hingga 7 hari. Jika sudah dibuka, harus dikonsumsi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan susu sterilisasi, susu evaporasi dan susu kental manis, terbilang lebih awet. Bila kemasan belum dibuka, susu bisa disimpan di suhu ruang hingga 1 tahun. Bila kemasan sudah kontak dengan udara luar, simpan susu dalam lemari pendingin maksimal 5 hari (untuk susu sterilisasi) atau 1 bulan (untuk susu evaporasi dan susu kental manis). Apabila kemasan susu menggembung dan susu mengeluarkan aroma asam, sebaiknya jangan dikonsumsi lagi, karena kemungkinan sudah terkontaminasi mikroba.
Produk Olahan Susu
-
- Untuk memperkaya cita rasa, susu juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara lain:
Mentega Termasuk salah satu produk susu yang terbuat dari susu sapi. Mentega mudah meleleh akibat panas, disarankan untuk menyimpannya dalam suhu dingin.
- Untuk memperkaya cita rasa, susu juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara lain:
-
- Yoghurt Susu yang telah difermentasi dengan sejenis bakteri penghasil asam. Teksturnya menjadi lebih kental dengan citarasa yang asam.
-
- Krim asam Termasuk olahan susu yang difermentasi dengan sejenis bakteri. Terbuat dari krim, rasanya asam dengan tekstur yang kental.
-
- Krim Dibuat dengan cara memisahkan lemak susu dari bahan lain yang ada di dalam susu. Kandungan lemak krim berbeda sesuai dengan jenisnya. Jenis double krim mempunyai kadar lemak yang paling tinggi, diikuti whipping cream, dan single cream.
- Es krim Dibuat dari campuran susu, gula, dan krim yang dipasteurisasi dan diproses hingga teksturnya menjadi halus.
Keju Produk olahan susu yang dibuat dari penggumpalan protein. Ada banyak jenis keju, mulai dari yang teksturnya keras, sedang, lunak, hingga kenyal.
Pesaing susu sapi
Sari kedelai
Minuman bergizi dari ekstrak kedelai. Diperoleh dengan cara menghancurkan biji kedelai dalam air dingin atau air panas. Bahan yang digunakan untuk membuat susu kedelai umumnya kedelai berkulit kuning yang masih utuh atau kedelai bubuk.
Susu kambing
Susu murni yang dihasilkan dari kelenjar susu kambing. Berbagai jenis kambing bisa menghasilkan susu, namun jenis kambing Ettawa disebut-sebut penghasil susu terbanyak. Dalam sehari, kambing Ettawa bisa menghasilkan susu hingga tiga liter.
Susu kuda
Susu ini lebih dikenal karena khasiatnya sebagai obat. Merupakan susu yang diambil dari kelenjar susu kuda. Kuda yang diperah susunya adalah kuda yang hidup bebas mencari makanannya sendiri.