Konsep

Indonesia kini Miliki Standar Masakan Tradisional

Konvensi nasional guna menetapkan buku berjudul ‘Exploring the Heritage of Indonesian Culinary’ sebagai pedoman pengolahan masakan tradisional Indonesia. berlangsung pekan lalu (19/12/2014) di STP Bandung. Buku yang digagas oleh  Pusat Kajian Seni Kuliner Indonesia (PKSKI) yang bermarkas di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung dan Majalah Kulinologi Indonesia ini berisi resep 18 set menu tradisional Indonesia, lengkap dengan proses pembuatannya.

 

 

Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang beragam. Setiap daerah punya masakan khas yang mencerminkan jati diri daerah tersebut. Namun sayangnya, belum ada standar atau pedoman yang berhubungan dengan definisi dan proses pengolahan setiap masakan daerah tersebut. Dengan latar belakang hal itu, PKSKI bekerjasama dengan Majalah Kulinologi Indonesia menyusun buku ini. PKSKI terbentuk berkat dorongan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Elka Pangestu. Joko Prayitno, yang mewakili Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya dan Ekonomi Kreatif, yang hadir untuk memberikan sambuatan berharap, dengan adanya PKSKI, Indonesia dapat meningkatkan mutu dan nilai makanan, sehingga dapat menunjukkan jati diri bangsa, karena kebangkitan jati diri bangsa juga bisa melalui kuliner.

 

Anang Sutowo, Ketua STP Bandung dalam pidato sambutannya mengatakan, “buku Exploring the Heritage of Indonesian Culinary adalah karya besar PKSKI. Ditengah keterpurukan kuliner Indonesia karena serbuan restoran dan makanan waralaba dari luar negeri, buku ini diharapkan menjadi kebanggaan dan dapat menaikkan derajat kuliner tradisional.” Buku ini nantinya akan menjadi referensi semua kalangan jika berbicara mengenai kuliner Indonesia.

 

Pemimpin Perusahaan Majalah Kulinologi Indonesia, Pratomodjati berharap buku ini bisa menjadi pedoman bagi generai yang akan datang untuk mengenal kuliner Indonesia. Menurut Pratomodjati standar dan pedoman itu penting untuk menyamakan persepsi. “Misal jika kita ingin membuat nasi kuning Indonesia, bumbu dan bahan baku yang digunakan dalam buku ini antara lain, beras, kunyit, santan, dan bumbu-bumbu. Jika santan diganti dengan susu krim misalnya, apakah masih bisa dikatakan sebagai nasi kuning Indonesia?’ Hal-hal tersebut yang menurut Pratomodjati musti di luruskan dan disamakan persepsinya.

 

Menurut Saiful Adi, Ketua PKSKI, buku ini masih jauh dari sempurna. Di awal tahun nanti Saiful dan tim  berencana akan menyempurnakan buku ini dengan menambahkan latar belakang sejarah dari masing-masing masakan. Nantinya, buku ini akan disebar merata ke seluruh sekolah pariwisata di Indonesia, hotel, restoran, dan kedutaan besar.

 

Acara konvensi ini ditutup dengan penyerahan buku Exploring the Heritage of Indonesia Culinary secara simbolis oleh Anang Sutowo kepada Joko Prayitno, dan dilanjutkan dengan gala dinner masakan keluarga (Riijstaffel) Indonesia. Ita

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *