Kecap Manis ABC Mantaap pada 20 Maret 2013, di Jakarta, mengumumkan inisiatif strategis untuk memperkokoh posisinya sebagai kecap pilihan ibu-ibu modern dan dinamis. Inisiatif tersebut tertuang dalam serangkaian program “Masakan Ibu Selalu Jadi Pilihan Keluarga.” Serangkaian program yang berlangsung sampai awal April mendatang ini bertujuan untuk menggugah kesadaran para ibu modern dan dinamis agar selektif memilih produk kecap berkualitas sehingga dapat memasak beragam resep menjadi pilihan keluarga.
Sebagai bagian dari program “Masakan Ibu Selalu Jadi Pilihan Keluarga,” Kecap Manis ABC Mantaap hadir dengan tampilan brand disain baru yang lebih modern dan dinamis, workshop untuk media, in-store roadshow di ratusan point-of-sales yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, kompetisi internal, program awareness lewat saluran social media, serta talkshow yang dihadiri ratusan ibu-ibu ABC tentang pentingnya peran masakan ibu agar kebiasaan makan bersama keluarga dapat dibangun.
Chatrin Christina, Brand Manager, PT Heinz ABC Indonesia untuk produk kecap ABC, mengatakan, “Program yang diselenggarakan oleh Kecap Manis ABC Mantaap kali ini merupakan bentuk apresiasi kami atas kepercayaan seluruh konsumen terhadap produk Kecap ABC di seluruh Indonesia. Hal ini tercermin dari proses produksi kami, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses pengemasan dan distribusi yang higienis, penggunaan mesin-mesin modern dan pengawasan kualitas produksi yang ketat.
Kecap Manis ABC Mantaap menggunakan tiga bahan baku utama dan diolah secara higienis dan modern
Dr. Ir. Wahyu Supartono, ahli teknologi pangan dari Universitas Gadjah Mada mengatakan, “Kualitas kecap yang baik dipengaruhi paling tidak oleh tiga faktor utama, kualitas bahan baku yang digunakan, bagaimana proses produksi yang dilakukan serta cara pengemasan produk akhir. Berkenaan dengan bahan baku, perlu diketahui bahwa sebelum dicampur dengan bahan-bahan yang lain, kedelai perlu dibersihkan dari sisa tanaman, kotoran, kerikil, hama dan selanjutnya direndam, direbus agar menjadi lunak, serta melalui dua tahap fermentasi selama total 1-5 bulan dalam tangki khusus yang dijaga suhu dan kelembabannya untuk menghasilkan ekstrak kecap. Kesalahan dalam melakukan proses ini akan menyebabkan kecap tidak jadi. Kemudian bahan baku kedua adalah gula merah yang harus memiliki kualitas bagus, karena gula merah ini membentuk cita rasa dan aroma serta memberi warna kehitaman pekat pada kecap, bukan kedelai seperti banyak persepsi yang beredar di masyarakat saat ini.”
Ekstrak kecap atau disebut juga moromi akan disaring atau diekstraksi untuk memisahkan filtrat dan ampasnya. Filtrat ini selanjutnya diolah atau dimasak serta dicampuri dengan gula merah serta bahan-bahan tambahan lainnya dengan komposisi yang tepat, sehingga akan dihasilkan kecap yang berkualitas. Kecap ini kemudian dikemas secara higienis dan sebaiknya tanpa bersentuhan dengan tangan manusia ke dalam kemasan botol kaca atau plastik. Hal ini juga memegang peranan penting karena dapat menentukan bagaimana hasil akhir kecap, termasuk rasa, warna serta hal yang baik terkandung di dalamnya, tetap terjaga sampai ke tangan konsumen.” tambah Wahyu Supartono
Menggalakkan makan bersama keluarga dengan masakan pilihan Ibu
Di dalam pola kehidupan modern dan urbanisme, tradisi makan bersama anggota keluarga saat ini sudah makin jarang dilakukan karena terbatasnya waktu berkumpul. Padahal, banyak hal positif dari kebiasaan makan bersama keluarga.
“Tanpa kita sadari, kecap manis adalah bagian penting dari sebuah keluarga karena banyak sekali masakan favorit keluarga yang memakai bahan dasar kecap. Sedangkan kita semua tahu bahwa masakan favorit keluarga adalah salah satu faktor paling penting untuk memikat seluruh anggota keluarga agar mau berkumpul untuk makan bersama,” kata Chatrin Christina.
Anna Surti Ariani, M.Si., Psi., psikolog anak dan keluarga mengatakan, “Duduk bersama dalam satu meja dan menikmati masakan favorit hasil karya ibu merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga, dan memberikan perkembangan yang positif baik secara fisik, kognitif, emosi dan sosial.”
“Makan di restoran seringkali nikmat karena menggunakan bumbu penyedap, dan banyak di antaranya yang dimasak tidak dari bahan segar, sehingga manfaat nutrisinya kurang optimal. Porsinya juga ditentukan oleh restoran, sehingga membuat kita kurang mengenali standar lapar dan kenyang pribadi. Makan bersama keluarga, dengan suasana yang hangat, dan masakan yang dimasak dengan cinta, membuat kebiasaan makan sehat lebih terbentuk dan dapat mengurangi resiko obesitas,” tambah Nina.
Chef Degan Septoadji, mengatakan, “Bagi chef, memasak adalah manifestasi cinta. Memasak untuk teman adalah wujud kebahagiaan atas persahabatan, untuk kekasih adalah wujud romantisme — termasuk juga, memasak untuk keluarga. Para ibu pasti menjawab memasak untuk keluarga bukanlah kewajiban namun wujud kasih kepada keluarga. Jadi saya juga sangat mendukung kebiasaan makan bersama keluarga ini. @hendryfri