50 legenda kuliner dari berbagai pelosok Nusantara hadir untuk memuaskan selera pencintanya di Surabaya
Pada tanggal 24 Februari 2013 dan mengambil tempat di pusat perbelanjaan Grand City Surabaya, hadir kembali Festival Jajanan Bango (FJB) yang menyapa para penggemar kuliner di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Hal ini dilakukan setelah menuai sukses di Bandung pada tanggal 9 Februari lalu dan Surabaya dipilih menjadi kota kedua pelaksaan FJB tahun ini.
Dalam pembukaan FJB, Marieska Widhiana, selaku Senior Brand Manager Bango menuturkan, ”FJB adalah perhelatan kuliner yang diadakan oleh Bango setiap tahun sejak 2005 sebagai wujud konsistensi misi sosial bango untuk melestarikan berbagai jenis makanan tradisional, dan bertepatan dengan ulang tahun Bango yang ke-85, kami hadir bagi penggemar kuliner di lima kota besar, sebelumnya kami merasa senang sekali dengan antusiasme masyarakat di Bandung dan kini hadir di Surabaya untuk berbagi keceriaan.
Yang menjadi tema FJB tahun ini adalah ”Legenda Kuliner Nusantara” yang merupakan bentuk penghargaan kepada banyaknya sosok legenda yang telah sepenuh hati melestarikan kuliner Nusantara melalui hidangan yang mereka persembahkan. Mereka tidak hanya berkomitmen, namun menunjukan pula kecintaan yang tinggi terhadap kuliner Nusantara.
Jika berbicara mengenai kota Surabaya, terlintas di benak pembaca adalah beberapa jenis hidangan khas yang menggugah selera, seperti rawon, lontong balap, rujak cingur, dan lain-lain. Hal tersebut yang menjadi alasan kuat mengapa Surabaya terpilih menjadi salah satu kota pelaksana FJB, karena potensi kulinernya cukup kaya dan sudah melegenda.
Dalam sabutan nya, Drs. Eko Haryanto, MM selaku Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Surabaya menuturkan, ”Surabaya terkenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner yang memiliki ciri khas tersendiri, karena memiliki cita rasa yang kental dan jenisnya yang beragam, saat ini kuliner menjadi salah satu sektor pariwisata yang menarik minat wisatawan untuk datang ke Surabaya. Dengan perhelatan ini, tentunya ikut memberikan kontribusi terhadap upaya mendatangkan wisatawan dalam dan mancanegara. Saya harap seluruh warga Surabaya dapat menikmati festival ini dengan sepenuh hati.”
Salah satu legenda kuliner Surabaya yang memeriahkan acara ini adalah Lontong Balap Pak Gendut. ”sejak dulu, kami selalu menjaga tiga kelezatan unggulan lontong balap kami, yaitu kuah bening dengan rasa yang khas, irisan lontong yang nikmat dan sambal dan lentho yang mantap.” ujar Pak Aries. Begitu pula dengan legenda kuliner asal Solo, Warung Tengkleng Bu Edi. Usaha yang sudah diwariskan turun-temurun sejak tahun 1971 ini sudah memiliki ribuan penggemar setia dari dalam maupun luar Solo. Untuk menjada keotentikan cita rasa tengkleng, menggunaka cara masak yang khusus dengan menggunakan kuali dari tanah liat. ”selain itu saya percaya pelanggan bisa membedakan rasa, oleh karena itu saya memperhatikan ketepatan bumbu dan kualitas bahan yang saya gunakan.” kisah Bu Edi. Adi