Murah namun nikmat dan dapat membawa kebahagiaan tersendiri. Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggabarkan wisata kuliner yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. DIY yang terdiri dari 5 kabupaten yakni Kodya Jogja, Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul ini menyediakan beraneka ragam wisata kuliner yang mampu menggoyang lidah namun dengan harga yang ramah di kantong. Beraneka ragam wisata kuliner tersedia di Yogyakarta, mulai dari nasi, sayur, lauk pauk, minuman, hingga camilan ringan. Beberapa di antaranya dapat disimak pada ulasan berikut ini.
Gudeg dan Ndhog Abang yang merupakan sayur manis yang unik ini berasal dari Wijilan, sebuah kampung di sebelah Timur Alun-Alun Yogyakarta. Sayur ini unik karena rasanya yang manis, berbeda dengan sayur lain yang biasanya berrasa gurih, asin, ataupun segar. Gudeg terbuat dari gori atau nangka muda dan biasa dinikmati dengan daging ayam kampung, telur kecap, dan sambal krecek. Rasa manis pada gudeg ini seolah menggambarkan “manisnya” ramah tamah khas warga Yogyakarta. Ndog abang/ telur merah adalah telur rebus yang diberi warna merah pada kulitnya, dengan hiasan berupa kitiran/kincir atau bunga dari kertas. Biasanya ditemui pada saat acara grebeg maupun sekaten di Kraton Yogyakarta.
Sego Kucing/ Nasi Kucing adalah nasi bungkus dalam porsi kecil. Porsi yang kecil inilah yang membuat nasi bungkus jenis ini dinamai dengan “nasi kucing”. Harga sego kucing inipun sangat terjangkau, sangat cocok untuk mahasiswa maupun pencinta wisata kuliner. Di wilayah yogyakarta harganya berkisar antara 750 hingga 1500, namum biasanya 1000 rupiah.
Sego Kucing biasanya terdiri dari nasi dengan lauk oseng tempe dan teri. Sebagai pelengkapnya pembeli dapat membeli lauk tambahan semisal ceker ayam, endas (kepala ayam), atau ati dengan harga yang juga terjangkau. Nasi kucing ini biasanya tersedia di angkringan-angkringan yang tersebar di seluruh Yogyakarta dan dapat dinikmati dengan gorengan semisal mendoan, tahu susur ataupun tempe bacem. Sego kucing di Yogyakarta biasanya menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya, alami dan menambah kenikmatan dalam menyantapnya.
Bakpia, Yangko, Geplak adalah adalah camilan khas yogyakarta. Yang menjadi ciri khas ketiga camilan ini adalah rasanya yang manis. Bakpia adalah kue yang berisi kacang hijau, dapat berupa kue basah maupun kering. Kacang hijau sebagai isinya kini sudah tersedia dalam berbagai rasa semisal stroberi, keju, dll. Bakpia berasal dari daerah Pathuk, Jogja, oleh karena itu yang selama ini dikenal adalah Bakpia Pathuk.
Yangko terbuat dari santan kelapa, tepung ketan, gula. Berasal dari Kulon Progo Geplak, salah satu cemilan yang berasal dari Bantul. Terbuat dari parutan kelapa dan gula. Yang menjadi ciri khas dari geplak ini adalah rasa manisnya yang sangat kuat.
Gebleg, Gula Kacang, dan Peyek adalah camilan yang juga umum ditemuai di wilayah Jogja, walaupun gula kacang dan peyek dapat ditemui di daerah lain. Mungkin yang asing di telinga pembaca adalah Gebleg. Gebleg adalah salah satu jenis gorengan yang berasal dari Kulon Progo, struktur dan warna Gebleg hampir sama dengan cireng namun bentuknya berupa empat buah angka delapan. Gebleg biasanya hanya dijual di wilayah Kulon Progo dan jarang dijumpai di kabupaten lain. Rasanya? gurih dan nikmat dimakan saat masih hangat.
Wedang uwuh adalah minuman yang pantas mendapat gelar sebagai minuman paling unik dan kreatif. “uwuh” dalam bahasa jawa berarti sampah. Namun tidak perlu khawatir, minuman ini bukan terbuat dari sampah. Wedang uwuh ini merupakan campuran dari jahe, secang, cengkeh, kayu manis, pala dan daun pala, sereh, kapulogo dan menggunakan gula batu sebagai pemanisnya.
Komposisi wedang uwuh yang terbuat dari bahan-bahan alami dan berkhasiat membuat wedang uwuh menjadi minuman yang sedap untuk dinikmati dan memiliki berbagai khasiat. Khasiat tersebuat antara lain sebagai aroma terapi, mengatasi lelah, memulihkan stamina, dan kaya akan anti oksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Wedang uwuh ini berasal dari Imogiri namun kini sudah tersedia di berbagai toko di Yogyakarta bahkan sudah mulai dikirim ke berbagai daerah dan mancanegara.
Kopi Jos yang disajikan panas dan kemudia diberi bara arang. Apakah rasanya menjadi aneh dan sepat? Tidak, rasanya tetap seperti kopi namun lebih nikmat. Kelebihan kopi ini adalah kadar kafein yang rendah karena telah dinetralisir oleh arang. Kopi jos ini biasanya dapat dibeli di angkringan-angkringan yang tersebar di Jogja.
Walang (belalang) pada umumnya adalah hama yang sangat dibenci petani, namun jangan salah di daerah Gunung Kidul belalang dapat disulap menjadi camilan yang nikmat. Belalang ini biasanya diolah dengan cara dibacem ataupun digoreng.
Rata-rata kuliner yang ada di Yogyakarta adalah kuliner yang baik penampilan maupun bahannya sederhana, namun diolah dengan cara yang unik. Bahkan cenderung memanfaatkan bahan-bahan yang sering kita sepelekan, misalnya saja belalang, arang, dan rempah dedaunan. Wedang uwuh misalnya, bahan-bahan pembuatnya sederhana namun ternyata mengandung khasiat pengobatan. Tak jarang bila sudah menikmati ingin mencobanya lagi.
Sekarang tidak perlu repot lagi mencari kuliner-kuliner khas dari daerah Jogja, karena kuliner ini bisa ditemui dan dinikmati di acara Festival Budaya Nusantara 2012 di Lapangan A Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Nikmati kulinernya, lestarikan budayanya.Festival Budaya Nusantara 2012,Cintai Budayaku, Sekarang dan selamanya!” K-08