Susu merupakan salah satu hasil ternak yang banyak diolah menjadi berbagai produk pangan. Di pasaran, produk susu terdiri dari beberapa macam berdasarkan tekstur dan proses pembuatannya. Seperti susu UHT, susu pasteurisasi, susu kental manis, dan susu bubuk. Apa saja perbedaan dari keempat jenis produk susu tersebut?
- Susu UHT
UHT merupakan singkatan dari Ultra High Temperature, yakni susu yang diolah dengan cara dipanaskan pada suhu 135-1400C dalam waktu 2-4 detik saja. Dengan suhu tersebut, cukup untuk membunuh seluruh bakteri dan spora. Oleh karenanya susu ini juga disebut dengan susu steril. Biasanya susu UHT dikemas dalam kotak yang bagian atasnya datar. Setelah dibuka, sebaiknya susu UHT ini segera dihabiskan.
- Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi berbentuk cair seperti susu UHT. Namun, susu pasteurisasi dipanaskan dengan suhu yang lebih rendah, 720C selama 15 detik. Suhu pemanasan yang tidak terlalu tinggi tersebut dapat mempertahankan komponen gizi yang terdapat dalam susu, namun sudah cukup membunuh mikroba patogen. Susu pasteurisasi biasanya dikemas dalam kotak karton yang bagian atasnya berbentuk segitiga seperti atap rumah. Susu jenis ini hanya bisa bertahan selama 1-2 minggu saja dalam refrigerator.
- Susu Bubuk
Merupakan produk susu yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Susu ini dibuat dari susu segar yang diolah dengan proses pengeringan sehingga teksturnya berubah menjadi kering seperti tepung. Susu tersebut diproses menggunakan suhu yang tinggi, yaitu 2000C. Susu bubuk biasanya mengalami proses fortifikasi, yakni penambahan zat gizi tertentu ke dalam susu bubuk agar kandungan gizinya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini dilakukan karena dalam proses pengeringan yang melibatkan suhu yang sangat tinggi tersebut, banyak komponen gizi makro yang hilang.
- Susu Kental Manis
Susu kental manis adalah produk susu yang berbentuk cairan kental atau cairan dengan viskositas tinggi. Susu kental manis mengandung kalori dan gula yang lebih tinggi dibandingkan gizi lain yang ada di dalamnya. Dibandingkan dengan produk susu lainnya, kadar protein vitamin A dan D juga lebih sedikit. Susu ini lebih cocok dijadikan topping atau pelengkap makanan dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari. KI