Di sebuah supermarket, merk susu ternama sedang mengadakan bone density test secara gratis bagi para pengunjung. Penasaran, Andriani (26) pun datang ke booth tersebut dan mencoba mengikuti tes yang ditawarkan. Setelah melengkapi formulir biodata, Andriani diminta duduk dan meletakkan kakinya, yang sudah disemprot dengan sebuah cairan yang terasa dingin, di sebuah alat yang permukaannya berbentuk seperti telapak kaki.
Alat dinyalakan dan Andriani merasakan sedikit sensasi unik pada telapak kakinya. Kurang dari 3 menit, hasil tes pun selesai. Meski awalnya hanya iseng, penjelasan hasil tesnya, sungguh membuat Andriani terkejut. Ternyata kepadatan massa tulang Andriani sudah masuk dalam zona kuning, yang artinya sudah harus diwaspadai. Jika tidak ‘dijaga’ dengan baik, bukan tak mungkin osteoporosis akan menyerang Andriani saat usianya memasuki kepala 3 nanti. Ih, serem!
Andriani hanya satu di antara banyak wanita lain yang ternyata tanpa sadar sudah mulai didekati oleh si penyakit pengeroposan tulang alias osteoporosis. Wanita, sudah terbukti memiliki kemungkinan mengalami osteoporosis yang lebih tinggi dibandingkan pria. Terlebih lagi bagi wanita yang sudah melahirkan.
Pentingnya asupan kalsium memang sangat perlu untuk disosialisasikan kepada masayarakat. Salah satu sumber kalsium yang sangat baik, tentunya berasal dari susu. Meski sebagian masyarakat perkotaan sudah tahu akan peranan kalsium, namun masih banyak yang tidak ngeh – seperti halnya Andriani – kalau ternyata kalsium dalam tulangnya sudah mulai berkurang. Andriani termasuk beruntung masih diberi kesempatan untuk tahu lebih awal tentang kondisi massa tulangnya. Di luar sana, masih banyak yang tidak menyadarinya.
Takut mengonsumsi susu karena sedang menjalani diet akibat kelebihan berat badan atau khawatir diare kambuh lagi setelah minum segelas susu, biasanya adalah alasan yang dikemukakan sebagain besar orang (terutama wanita) saat diminta untuk minum dua gelas susu setiap harinya. Pendapat ini sudah tidak zamannya lagi. Sebab, susu sudah mengalami metamorfosis menjadi berbagai bentuk.
Produk olahan susu tampil dalam berbagai variasi. Keunggulan kalsium yang ditawarkannya tetap sama, namun khasiatnya bahkan bisa lebih. Susu kini tak perlu lagi dihindari oleh seseorang yang mengaku takut gemuk. Asal memilih jenis susu dan produk olahannya yang tepat, manfaat susu tetap bisa didapat, tanpa harus khawatir efek sampingnya. Salah satu produk olahan susu yang memiliki segudang manfaat selain kandungan kalsiumnya, adalah yoghurt!
Menurut catatan sejarah, yoghurt sudah dinikmati sejak ribuan tahun yang lalu oleh bangsa Eropa bagian tenggara, Timur Tengah, dan Asia Tengah. Karena khasiatnya yang bisa menyembuhkan penyakit dan menjaga daya tahan tubuh, Bangsa Romawi bahkan percaya kalau yoghurt merupakan hadiah dari para dewa.
Ya, yoghurt memang terbuat dari susu. Perubahan tekstur susu yang awalnya cair kemudian menjadi yoghurt yang agak kental, disebabkan karena terjadinya proses fermentasi yang melibatkan mikroba. Prosesnya sama seperti terbentuknya wine yang dihasilkan akibat proses fermentasi sari anggur yang diletakkan dalam drum kayu. Mikroba yang secara alamiah terdapat pada drum kayu, merubah sari anggur menjadi wine (kandungan gula dalam sari buah anggur diubah menjadi alkohol). Begitu juga halnya dengan yoghurt. Di dalam kantung dari kulit hewan tersebut, susu difermentasi secara alami oleh bakteri-bakteri yang ada di kantung tersebut. Hasilnya, susu pun berubah bentuk menjadi yoghurt. Kini, untuk membuat yoghurt tak perlu lagi memasukkan susu ke dalam kantung yang terbuat dari kulit hewan. Serangkaian penelitian telah membuktikan bahwa mikroba yang berperan dalam pembentukan yoghurt tersebut adalah golongan mikroba penghasil asam laktat, yaitu Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus burgaricus. Jadi, yoghurt bisa dibuat kapan saja dan di mana saja, asal bakteri yang bertugas dalam proses fermentasi tersebut ada.
Lantas, karena berasal dari susu, apakah artinya yohurt punya khasiat yang sama dengan susu? Jawabannya, tidak. Karena proses fermentasi, hasil penelitian menyimpulkan bahwa khasiat yoghurt bahkan jauh lebih baik dari susu.
Selain tetap memiliki kalsium susu, kandungan vitamin dalam yoghurt lebih tinggi, terutama Vitamin B kompleks, asam folat, asam pantotenat, dan biotin. Manfaat lainnya, bakteri baik (bakteri asam laktat) yang ada dalam yoghurt justru membantu keseimbangan mikroflora dalam usus sehingga pencernaan menjadi lebih lancar. Laktosa (gula susu) yang menjadi biang penyebab diare pada penderita lactose intolerance, di dalam yoghurt sudah diuraikan menjadi gula-gula yang lebih sederhana. Jadi, jika selama ini Anda tak ‘bersahabat’ dengan susu, beralihlah ke yoghurt. Asupan kalsium bisa Anda dapatkan, plus khasiat lain yang tidak ada dalam segelas susu!
Tekstur & variasi rasa yoghurt
Umumnya, yoghurt terbuat dari susu segar, baik susu sapi, susu kambing, susu kuda, atau susu kerbau. Selain kandungan proteinnya, susu segar ini biasanya memiliki kadar lemak yang juga cukup tinggi. Hasilnya, tentu yoghurt dengan kandungan protein dan lemak yang juga cukup tinggi. Jika Anda meributkan urusan kandungan lemak pada yoghurt, jangan khawatir. Pada dasarnya, beragam jenis susu memang bisa dijadikan bahan dasar pembuatan yoghurt. Yoghurt bisa dibuat dari susu full cream ataupun susu skim. Susu skim adalah susu segar dengan kandungan lemak yang sangat rendah karena lemaknya sudah dipisahkan. Jadi, ingin menikmati khasiat yoghurt tanpa takut gemuk? Bisa, juga, kok!
Produk-produk yoghurt yang beredar di pasaran, saat diamati, ada yang teksturnya kental, agak kental, dan cair. Apa perbedaan ketiganya? Yoghurt yang kental, mengandung jumlah padatan yang lebih banyak. Jumlah padatan dalam yoghurt ini berbanding lurus dengan jumlah protein yang terkandung di dalamnya. Semakin kental tekstur yoghurt, semakin banyak padatannya, artinya semakin tinggi kadar protein yang terkandung di dalamnya.
Untuk urusan rasa, yoghurt sangat mudah divariasikan. Salah satu rasa yoghurt yang sangat disuka masyarakat adalah rasa buah-buahan. Stroberi, blueberry, jambu biji, mangga, peach, hingga nanas bisa menyumbangkan kontribusi rasa khas dalam yoghurt. Tujuannya tentu saja untuk menambah ‘warna’ dalam yoghurt yang tawar dengan keasaman yang cukup ‘nendang’, terutama bagi konsumen yang tidak kuat dengan cita rasa asam.
Penambahan rasa buah dalam yoghurt, bisa hanya dengan menambahkan flavor dan pewarna, atau dengan memasukkan potongan buah aslinya. Semua ini tentu sangat menentukan harga jualnya. Penambahan selai buah pun cukup sering dilakukan. Untuk yoghurt yang ditambahkan perisa dan pewarna buah-buahan sebagai variasi, tentu tidak bermasalah sepanjang bahan tambahan yang digunakan masuk dalam kategori food grade. Masalah khasiat dan kandungan gizinya sama sekali tidak berpengaruh.
Namun, saat berbicara soal yoghurt dengan tambahan potongan buah atau selai, lain lagi ceritanya. Secara otomatis, penambahan tersebut tentu akan meningkatkan kandungan gula pada yoghurt tersebut.
Yoghurt low fat memang memiliki kandungan lemak rendah, namun jika yoghurt low fat kemudian ditambahkan potongan buah dan sedikit gula sebagai pemanis, tentunya nutrition fact di labelnya jadi berubah.
1001 cara menikmat yoghurt
Meskipun yoghurt pada prinsipnya adalah makanan langsung santap, namun bukan berarti yoghurt tak bisa direka-reka menjadi sajian lain yang juga menggiurkan. Yoghurt bisa diolah sebagai campuran dessert, hidangan pembuka (appetizer), hidangan utama (main course), hingga kudapan renyah. Yang penting, khasiat asli yoghurt akan tetap prima bila yoghurt dalam masakan tidak diproses terlalu lama. Misal, jika ingin membuat puding yoghurt, tambahkan yoghurt dI akhir memasak puding saat kondisi sudah tidak panas. Atau jika ingin membuat salad atau steak, siasati yoghurt hanya sebagai campuran bahan sausnya saja. Jadi yoghurt cukup diaduk saja, tanpa perlu terkena panas api.
Konon, orang Turki yang pertama kali mengenal masakan berbahan yoghurt ini. Mereka mengolah yoghurt ke dalam berbagai hidangan yang menggiurkan, seperti hidangan pembuka bernama cacik (sup mentimun kuah pekat) dan chorba (sup daging dengan campuran sayur-sayuran). Hidangan lain yang mungkin lebih akrab di lidah kita adalah pilaf (nasi berbumbu), shish kebab (sate domba), dan dolma (ragout daging). Semua hidangan tersebut disajikan bersama saus yoghurt.
Tak ketinggalan, hidangan penutup, kue baklava (terbuat dari adonan pastry yang diisi dengan adonan manis campuran pistachio, apricot dan almond), juga minuman ringan, ayran (yoghurt yang dicampur dengan air dan garam).
Yoghurt & tren gaya hidup
Kesadaran masyarakat terhadap tawaran superhebat yang ada dalam yoghurt membuat banyak orang semakin mencintai produk olahan susu yang satu ini. Kepedulian terhadap gaya hidup sehat membuat masyarakat semakin memilah-milah jenis makanan yang boleh lewat dan masuk ke dalam tubuhnya. Pada bagian lemari pendingin di supermarket, ada banyak merk yoghurt yang bisa ditemukan. Dalam kemasan cup kecil, cup sedang, cup besar, botol kaca, botol plastik, hingga yoghurt drink yang langsung diminum, berjejer rapi. Tiap merk biasanya memiliki keunikan rasa sendiri-sendiri. Ada yang sangat asam, agak asam, bahkan ada yang cenderung manis. Yang mana yang dipilih, tergantung selera.
Tak hanya itu, belakangan ini, demam fro-yo alias frozen yoghurt pun sedang melanda masyarakat di ibu kota. Yoghurt beku dianggap sebagai sensasi baru dalam cara menyantap dan menikmati yoghurt. Tak heran jika masyarakat berbondong-bondong mencoba untuk mencicipinya.
Bisa dibilang, Sour Sally, gerai butik fro-yo premium, lah yang pertama kali membawa tren ini ke Indonesia. Pengalaman pemiliknya saat tinggal di luar negeri memberinya inspirasi untuk membawa gaya hidup yang biasa dinikmatinya di sana, ke kampung halaman. Kreativitas dalam memberikan variasi topping dan rasa juga perlu diacungi jempol. Hal ini membuat para penggemarnya pun rela mengantre panjang untuk bisa menikmati fro-yo favorit mereka. Selain Sour Selly, nama Heavenly Blush dan J-CO, juga bisa diperhitungkan buat Anda yang gemar menyantap yoghurt beku dengan tekstur yang mirip es krim ini.
Meski fro yo sedang booming, apabila dilihat dari kandungan gizi yang ada di dalamnya, nutrisi di dalam yoghurt beku sebenarnya serupa dengan yoghurt biasa yang umum di pasaran. Bedanya, yoghurt beku mejadi ‘naik kelas’ karena di sajikan di mal-mal besar dan dikemas dalam suasana kafe yang nyaman sebagai tempat gaul. Tak heran, faktor ini disebut-sebut yang paling dominan, menjadikan fro yo cepat dikenal dan dianggap sebagai sajian berkelas.
Melia Satari