“Roti dengan isi atau topping manis tetap lebih banyak disuka dibandingkan dengan yang gurih,” cerita Peni, pemilik Michelle Bakery, sebuah toko roti di Jalan Pajajaran, Bogor. Variasi roti yang dijajakan di outlet berusia 5 tahun ini memang cukup beragam. Tampil dengan 1001 wajah, roti menawarkan sejuta rasa bagi para penggemarnya.
Bermain-main dengan bahan isi (filling) atau topping untuk roti membutuhkan imajinasi dan kreativitas yang tinggi. Pada prinsipnya roti yang cenderung bercita rasa netral, berjodoh dengan rasa apapun, baik manis, asin, gurih, pedas, ataupun berempah. Sejak industri bakery nusantara tumbuh merebak, variasi topping roti pun mengalami evolusi. Dari mulai bentuknya yang makin atraktif hingga pilihan rasanya.
“Mengkreasikan roti topping manis lebih mudah karena variasinya bisa banyak sekali. Apalagi berdasarkan pengalaman di Michelle Bakery, kecepatan penjualan roti topping manis lebih ungggul.”Itulah alasan mengapa perbandingan produksi roti rasa manis dengan roti rasa gurih/asin adalah sekitar
3-4 : 1. Meski ditawarkan cita rasa modern, selera standar seperti roti isi cokelat atau keju, tetap jadi andalan,” ujar Peni.
Untuk roti topping gurih, Peni menyebutkan 2 variasi andalan di Michelle Bakery, yaitu chicken black pepper dan ayam bumbu lemper. Tentang inspirasi mencari cita rasa roti, Peni mengaku bahwa ia rajin membaca-baca majalah seputar bakery untuk menangkap tren yang sedang terjadi di luar ataupun dalam negeri. Selain itu, melakukan studi banding, termasuk ke bakery-bakery di luar negeri, pun penting dilakukan. “Agar tidak ketinggalan zaman. Sering mengintip bakery di luar negeri sangat penting karena industri bakery lokal masih berkiblat ke luar negeri,” sambungnya. Mel