Perubahan pola makan dan gaya hidup memiliki pengaruh terhadap kesehatan. Salah satu penyakit yang timbul akibat kurang baiknya pola hidup sehat dan asupan makanan adalah neuropati, atau penyakit yang mengganggu saraf. Neuropati adalah istilah yang mencerminkan kerusakan saraf yang kemudian merusak fungsi saraf tersebut. Saraf manusia terdiri dari saraf otonom, saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf campuran yang kesemuanya memiliki peran dan fungsi masing-masing.
Hal itu dipaparkan oleh Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) selaku Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi Dan Saraf Tepi, Persatuan Dokter Spesialis saraf Indonesia (PERDOSSI) di Jakarta pada 3 April lalu. Saraf otonom, jelas Luthy, merupakan saraf yang bekerja secara tidak sadar atau tidak dapat dikontrol, contohnya denyut janutng. Adapun saraf sensorik adalah saraf perasa seperti rasa halus, kasar, nyeri, dan suhu. Sedangkan saraf motorik merupakan saraf yang bekerja secara sadar. Saraf campuran adalah saraf gabungan dari ketiga macam saraf tersebut. Apabila semua system saraf tersebut terganggu maka dapat menimbulkan keluhan-keluhan tertentu sesuat dengan fungsi saraf tersebut. Keluhan itu didasarkan pada berat atau ringannya saraf yang terganggu. “Sebagai contoh, bila yang mengalami gangguan adalah system saraf motorik, makan penderita akan merasa kesemutan, kebas, dan seperti terbakar,” kata Luthy.
Lebih jauh Luthy Hakim menjelaskan bahwa penyakit neuropati disebabkan oleh beberapa hal, yaitu trauma atau saraf kejepit yang dapat terjadi pada seluruh tubuh, peradangan saraf tepi, penyakit keturunan, penyakit sistemik/ metabolik, keracunan alkohol atau suatu zat kimia, kekurangan (defisiensi) vitamin B, dan efek samping yang dapat diperoleh dari mengonsumsi obat-obatan. Gejala yang menunjukkan bahwa penderita memiliki penyakit neuropati berbeda-beda.
Apa yang dikeluhkan oleh penderita menunjukkan seberapa berat penderita menderita Neuropati. Beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita adalah terasa panas terbakar, kebas, mati rasa, keram, kaku otot, kulit hipersensitif, dan kelemahan anggota gerak. Orang yang menderita diabetes juga beriko tinggi terserang Neuropati. Diabetes sendiri merupakan penyakit sistemik yang gejalanya dapat dirasakan dimulai dari ujung kaki. Hal ini karena saraf terpanjang terdapat di kaki, yaitu dari pinggang hingga telapak kaki. Semakin panjang suatu saraf makan saraf terujung tidak tertangani dengan baik.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menyeimbangkan diet makan, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, serta 4 sehat 5 sempurna, dan berolahraga secara rutin. Selain itu juga, penderita sebaiknya mengenali kondisi saraf dan gejala-gejalanya, sehingga mereka tidak melakukan suatu aktifitas secara berulang. Ia mengingatkan bahwa penyerapan yang dilakukan tubuh terhadap vitamin B hanya kurang dari 2%, sehingga penderita tidak perlu takut mengalami kelebihan vitamin tersebut. bunga