Kacang hijau atau yang biasa disebut kacang ijo merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang banyak di konsumsi masyarakat Indonesia. Pulau Jawa masih menjadi daerah produsen utama kacang ijo di Indonesia dengan produksi mencapai 65% dari total produksi kacang ijo pada tahun 2015. Sebagai bahan pangan, kacang ijo merupakan salah satu sumber protein nabati dengan kandungan protein sekitar 22,2%. Selain itu kacang ijo juga kaya akan zat gizi lain yang bermanfaat bagi tubuh seperti kalsium, fosfor, zat Besi, vitamin A, serta vitamin B1.
Meskipun bukan sebagai makanan pokok, masyarakat seringkali mengolah kacang ijo menjadi masakan siap santap. Hampir semua kalangan dapat menikmati masakan berbasis kacang ijo karena ketersediaan dan harga yang cukup terjangkau. Sejak dahulu, umumnya kacang ijo diolah dengan cara-cara sederhana menjadi bubur kacang ijo. Bubur kacang ijo sepertinya menjadi makanan yang lumrah terdapat di hampir semua daerah di Indonesia. kemudahan memasak, bahan-bahan, serta penyajian yang sederhana membuat bubur kacang ijo dikenal secara luas di Indonesia.
Selain bubur kacang ijo, terdapat banyak jenis olahan kacang ijo dari berbagai daerah. Cita rasa dan cara-cara pengolahannya pun berbeda sesuai selera dan kebiasaan daerah masing-masing, seperti bakpia khas Jogja, kumbu kacang ijo khas Palembang, cake kacang ijo khas Sulawesi Utara, serta jenang kacang ijo yang umum ditemui di daerah Jawa. Kacang ijo kini dapat dinikmati dalam beragam makanan, baik produk tata boga maupun produk pangan industri komersial.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan, produk pangan dengan klaim kesehatan pun mempunyai peluang pasar yang besar. Produk berbasis kacang ijo ataupun subsitusi kacang ijo seringkali diklaim sebagai produk yang memberikan efek menyehatkan.
Artikel selengkapnya tentang Kacang Hijau dapat diakses di Majalah Kulinologi Indonesia edisi Oktober 2016