“Jika salah seorang diantara kalian akan berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah, kalau tidak ada maka dengan air karena air itu bersih dan suci”
Demikian satu diantara banyak tips yang berikan Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam untuk mereka yang menjalankan puasa. Meskipun kurma berasal dari Timur Tengah, tapi kenyataannya ratusan tahun tips sudah dijalankan oleh sebagian besar umat islam diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
Tips tersebut oleh sebagian orang ditafsirkan dengan disunnahkan untuk berbuka dengan minum atau makan yang manis-manis. Bisa jadi pendapat itu dihasilkan karena memang kurma sendiri mengandung rasa manis. Makanya, tidak aneh, jika setiap menjelang berbuka, meja makan disetiap rumah terdapat menu seperti kolak dan aneka macam es manis. Bahkan ada dalam satu mejanya hadir banyak menu, seperti yang ditawarkan di restoran, yang siap disantap setelah waktu berbuka tiba.
Mengonsumsi menu yang manis saat berbuka sebenarnya wajar saja karena selama berpuasa kadar gula darah kita memang menurun. Namun permasalahannya benarkah kurma itu sama dengan menu manis lainnya? Ternyata berbagai hasil penelitian menyebutkan kandungan kurma dengan yang lainnya sangat berbeda.
Singkatnya Kurma merupakan buah yang bergizi tinggi tapi berkalori rendah, sehingga tidak menggemukkan, sedangkan menu manis yang biasa dikonsumsi masyarakat mengandung karbohidrat dan gula murni.
Tidak mengherankan jika setelah puasa, seharusnya tubuh ini terasa lebih sehat, tapi sebagian orang justru kadar gula darah menjadi melonjak akibat mengkonsumsi makanan tersebut. Bahkan ada juga yang parah karena terserang penyakit diabetes, jantung, darah tinggi. Apalagi bagi mereka yang memang sudah memiliki risiko lain untuk terkena penyakit-penyakit tersebut.
Lalu apa yang harus dilakukan? Padahal sebagian orang ada yang memang tidak suka dengan rasa yang diperoleh dari kurma. Menurut Hindah Muaris seorang ahli Kulinologi, bagi yang menjalankan puasa harus cerdas dalam memilih dan mengolah menu untuk berbuka puasa adalah kunci utama agar kadar gula darah tidak melonjak tajam.
Ada beberapa trik untuk berbuka puasa selain mengkonsumsi kurma. Sebenarnya dalam sabda nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam di atas juga dijelaskan kalau tidak dengan kurma, maka berbukalah dengan minum air putih. Setelah itu segeralah mengerjakan Sholat magrib.
“ Setelah itu, Anda dapat menyantap nasi dan lauk pauk serta sayur seperti biasa. Jika bagi Anda hal ini sulit dilakukan, tak perlu khawatir. Anda tetap dapat menyantap menu berbuka, namun tentu saja jenisnya berbeda dari biasanya. Seperti yang telah diulas sebelumnya, pilihlah hidangan ta’jil dengan kandungan karbohidrat kompleks yang kecil kemungkinannya untuk diubah menjadi lemak. Bahan makanan berkarbohidrat kompleks ini sendiri identik dengan kandungan serat yang tinggi yang ada pada bahan makanan tersebut,” ungkap Hindah dalam bukunya Yummy & Healthy Low Sugar: Tajil Sehat Rendah Gula (diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama).
Menurut Hindah jika tips ini dilakukan maka, tubuh sehat juga akan diperoleh orang yang berpuasa setelah bulan ramadhan berlalu. K-10