Pameran Internasional Food & Hotel Indonesia 2009 pada pertengahan April lalu telah diselenggarakan dengan sukses. Acara yang diadakan di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta ini sangat bermanfaat sebagai ajang promosi usaha dan produk-produk yang dihasilkan oleh para stakeholder yang terkait dengan makanan dan hotel. Kegiatan yang dilakukan selama pameran juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk memajukan industri kuliner di tanah air yang menjadi bagian terpenting dalam kepariwisataan nasional.
Lebih jauh lagi, kegiatan ini juga membawa dampak positif terhadap kemajuan pariwisata Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Indonesia yang tahun ini dijadikan sebagai salah satu tema dalam program Visit Indonesia Year 2009 yakni MICE and Marine Tourism.
Demikian yang diungkapkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik yang diwakili Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Depbudpar Firmasyah Rahim pada saat membuka pameran acara.
Pameran yang menampilkan informasi seputar dunia industri khususnya industri hotel, restauran dan kafe (HOREKA) yang digelar oleh PT Pamerindo Buana Abadi ini berlangsung selama empat hari. Peserta yang mengikuti pameran berjumlah 850 peserta yang berasal dari 34 negara. Begitu antusiasnya mereka untuk mengikuti pameran ini telihat dari produk ditampilkan adalah produk unggulan mereka. Sementara itu sejak dibukanya pameran hingga hari penutupannya, para pengunjung cukup terbilang banyak. Beragam alasan muncul mengapa mereka tertarik bekunjung ke pameran ini. Ada yang memang untuk mencari berbagai macam barang keperluan yang dibutuhkan perusahaan mereka, ada juga yang sekedar untuk melihat demo masak, demo produk dan mencicipi produk yang ada.
Salon Culinaire 2009
Serangkaian acara juga hadir dalam pameran ini antara lain Salon Culinaire yang diselenggarakan oleh Asosiasi Juru Masak Profesional Indonesia (ACP). Acara yang telah dilakukan untuk ke tujuh kalinya ini bertujuan untuk mengadu kreatifitas bagi para chef masak di seluruh dunia.
Event ini merupakan ajang kompetisi para chef atau ahli masak baik senior maupun junior berskala Internasional, dan pada tahun ini untuk pertama kalinya melibatkan para peserta dari Negara tetangga seperti Malaysia chef association Chapter Penang, Malaysia Chef Association Chapter Kuala Lumpur dan juga Singapore Chef Association.
“ Salon Culinaire ini adalah ajang perlombaan bagi para chef dan ahli kuliner seluruh dunia dalam menunjukkan kreatifitasnya, serta menunjukkan ide-ide dan inovasi terbaru mereka,” ujar Chef Vindex Tengker selaku President Association Of Culinary Professionals (ACP) Indonesia kepada KULINOLOGI INDONESIA di sela-sela perlombaan dilangsungkan.
Dia menjelaskan, Salon Culinaire yang diadakan di pameran ini diselenggarakan dua tahun sekali dengan diselingi Salon Culinaire yang diadakan di Bali. Dengan 18 kelas pertandingan yang diadakan selama 4 hari, ada beberapa kelas yang ditambahkan dan ada juga yang diganti. Pertandingan tersebut terdiri dari Kategori Pastry Class Display 5 kelas diantaranya adalah Asian Pastry Cup. Kategori Artistic display 4 kelas, Kategori Plated Food Display 3 kelas; diantaranya adalah kelas Lesehan dimana para peserta diharapkan tampil dengan tampilan terbaik dan menghidangkan masakan tradisional dari daerah pilihannya dan Kategori Practical Cooking 6 kelas yang didalamnya ada kelas 2 seperti; Junior Asian Chef Challenge, Bocuse D’Or, Individual Competition and Team Hot Cooking.
Kategori Bocuse D’or juga merupakan yang pertama diadakan di Jakarta dan pemenang dari seleksi ini akan berangkat ke Bali untuk memperebutkan tingkat seleksi Indonesia di Food Hotel Bali 2010. Kemudian akan dikirim untuk seleksi Asia di Shanghai April 2010. Kategori Bocuse D’Or adalah salah satu kompetisi yang ditunggu-tunggu oleh para Chef handal dimana ketangguhan seorang juru masak senior yang dibantu satu Junior Chef ditantang untuk mempersiapkan 14 porsi masakan dari Salmon dalam 3 jam. Di mulai dari persiapan membersihkan ikan salmon tersebut hingga sampai menjadi hidangan yang disajikan untuk para juri.“Kita harus bangga karena pada Salon Culinaire kali ini, ACP dipercaya untuk pertama kalinya menyelenggarakan Junior Asian Chef Challenge atau ajang kompetisi yang melibatkan para juru masak junior kita sekaligus menjadi tuan rumah untuk negara tetangga di Asia dan diharapkan akan lebih banyak lagi negara yang mengikutinya di tahun mendatang, ” kata Vindex.
Acara ini diikuti oleh 286 orang chef baik junior maupun senior dari seluruh Indonesia dan ada juga tim-tim junior chef dari negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Philipina, Hongkong, dan Thailand. Sebagian besar dari mereka mengikuti perlombaan utamanya yaitu The Junior Asian Chefs Challenge.
Perlombaan ini juga cukup bergengsi karena dihadiri dan dinilai oleh 30 orang juri yang bersertifikat World Association of Chefs Societies (WACS) dan berasal dari Singapura, Perancis, Australia, Malaysia, Thailand, dan Hongkong.
Para chef yang mengikuti salon culinaire ini terlihat begitu semangat untuk menghasilkan berbagai macam makanan yang telah ditentukan oleh panitia. Para pengunjung sebenarnya bisa melihat bagaimana proses chef ini melakukan kegiatan memasaknya hingga aneka masakan yang dihasilkannya, karena ruang perlombaannya juga didesain memang dengan nuansa terbuka.
Pemenang untuk kategori The Best Culinary Organization jatuh pada Four Season Hotel yang mendapat nilai tertinggi di empat kategori yang diperebutkan, dan Best Junior Chef adalah Fong Chung Yew dari Chefs Association Of Malaysia Chapter Kuala Lumpur. Bali Culinary Professional yang dalam kompetisi ini diwakili oleh Dewa Made dan I Wayan Laspina memperoleh The Best Pastry Team yang akan mewakili Indonesia di Singapore dalam Asian Pastry Cup 2010.
Barista Competition 2009
Kegiatan yang tidak kalah menariknya adalah kejuaraan “Indonesia Barista Competition 2009 ”. Acara yang diadakan oleh Asosiasi Kopi Special Indonesia ini menghadirkan 45 barista top di Indonesia. Kejuaraan ini juga ditujukan untuk bisa memberikan peranan bagi peningkatan kualitas kopi yang disajikan di kedai-kedai kopi, hotel dan restoran di Indonesia. Acara ini sangat bermanfaat untuk pengembangan usaha penyangraian dan pengecer secara khusus dan bagi para pengembangan usaha perkopian di Indonesia secara umum. Pada kompetisi ini, peserta harus dapat membuat 12 minuman berbahan dasar espresso dalam waktu 15 menit saja, yakni 4 Espresso, 4 Cappucino, 4 Signature drink.
Rasa kopi spesial ini sangat dipengaruhi oleh proses pembuatannya.
“ Penyajian kopi special kepada pelanggan dan penikmat kopi akan berpengaruh dari cara penyeduhan dan cara sajinya,” Kata Ketua Asosiasi Kopi special Indonesia (AKSI) Heni Sarawati kepada KULINOLOGI INDONESIA. Yang menjadi juri adalah Ross Bright, Ibrahim Ahmad dan Victor Mah dari Singapore Coffee Association, serta juri dari AKSI : Tuti H. Mochtar, Peter Slack, Heri Setiadi, Mira Yudhawati, Lasmezi Zamora, Joseph Tarquino, Adi Taroepratjeka, Mia Laksmi, Kasmito Darma, dan Iradati Soeparmono. Pelaku bisnis coffee shop juga turut menyumbang penilaiannya, yakni Nathanael, Michael Gibbons, George Honosutomo, Andri Gunawan, David Tanuwidjaja, Yunus Senjaya Soetantio, Avolina Raharjanti, Irvan Helmi, Muhammad Abgari, Williyanto, Hanky Sutedja, dan Lauw Joe Nie.
Melalui kompetisi ini diharapkan akan lebih mempromosikan profesi barista bidang keahlian tata saji kopi sebagai salah satu pilihan lapangan kerja yang terbuka dan menantang di dalam indsutri kopi spesial Indonesia yang semakin bertumbuh pesat.
K-10