Kuliner merupakan salah satu bidang ekonomi kreatif yang terus meningkat setiap tahun. Hal ini dilihat dari kontribusinya di mana menempati jumlah tertinggi dari pada bidang-bidang lainnya seperti fashion, kerajinan dan lainnya. “Kuliner adalah potensi lokal yang harus terus dioptimalkan. Sebagai dapur gastronomi terbesar di dunia, kuliner Indonesia harus mendunia dengan memadukan seluruh potensu pendukung kuliner kreatif,” tutur Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Eni Harmayani dalam Diskusi Pembentukan Forum Komunikasi Kuliner Indonesia (Forkomkulindo) yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan UGM di Yogyakarta pada 3 Oktober 2017 lalu.
Ia menambahkan bahwa kuliner juga merupakan elemen fundamental pariwisata. Di Malaysia kuliner posisi ke-4 yang diandalkan dibanding industri-industri lain. “Adapun di Indonesia, tiap daerah punya kuliner khas. Selain itu, ethnic food berakar pada budaya setempat dan diproses dengan kearifan lokal menghasilkan makanan khas yang cocok dijadikan sarana kebanggaan, sarana ekspresi diri, dan kekayaan budaya yang perlu dipertegas kepemilikannya,” jelas Eni.
Salah satu alasan dalam pengembangan kuliner Indonesia adalah budaya tutur yang masih kuat sehingga masih sedikit sekali referensi ilmiah dan pengetahuan kuliner kurang terangkat.Padahal kuliner Indonesia merupakan kuliner yang kaya akan rempah yang diketahui mengandung komponen fungsional bagi tubuh. Hal tersebut menjadi nilai tambah yang perlu diangkat dalam rangka branding dan mempromosikan kuliner Indonesia di negara lain. KI-29