Rata-rata wanita Indonesia ternyata hanya minum susu sebanyak 9 sampai 11 liter per tahun atau sebanyak 30-34 gelas susu pertahun. Tidak hanya itu, Indonesia juga merupakan negara yang pemenuhan kalsiumnya terendah di ASIA. Fakta tersebut diungkapkan oleh dokter spesialis klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Fiastuti Witjaksono dalam sebuah diskusi yang mengangkat tema “Susu Berkalsium Tinggi Terbukti Secara Klinis Menurunkan Pelepasan Mineral Tulang dalam 2 Minggu”. Acara yang diselenggarakan oleh Fonterra Brand Indonesia tersebut berlangsung di Jakarta pada awal Oktober lalu.
Kenyataan pahit tersebut menjadi salah satu penyebab munculnya berbagai kasus osteoporosis di Indonesia, yang mayoritas diderita oleh kaum hawa, yakni sebanyak 70%. Hal ini dikarenakan wanita mengalami proses melahirkan dan menyusui, dimana dalam proses tersebut kalsium si Ibu juga ikut terkuras oleh kebutuhan bayi dalam kandungannya ataupun bayi yang ia susui. Selain dua hal tersebut, “fase manapouse juga menjadi penyebab terbesar mengapa wanita menjadi penderita osteoporosis tertinggi. Terhentinya kerja hormon esterogen pada saat manapouse menjadi penyebab sulitnya penyerapan kalsium kedalam tulang,”tandas Fiastuti.
Jaman dulu, istilah osteoporosis masih amat jarang didengar di Indonesia, karena banyak yang lebih takut pada penyakit jantung, kanker atau penyakit lainnya. Namun, lama kelamaan seiring munculnya berbagai produk susu berkalsium tinggi di Indonesia, masyarakat kita menjadi lebih mengenal apa itu osteoporosis.
Fiastuti memaparkan secara detail apa yang dimaksud dengan osteoporosis dan bagaimana cara pencegahannya. Ia menjelaskan, osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang, yang disebabkan karena kurangnya kalsium dalam tulang. Kurangnya kalsium pada tulang ini disebabkan karena proses penyerapan tulang (osteoklas) lebih banyak dibandingkan proses pembentukannya (osteoblas). Hal ini membuat penurunan massa tulang, sehingga tulang menjadi tipis, rapuh dan mudah patah. Inilah sebabnya diperlukan kebutuhan kalsium yang cukup dalam tubuh.
Pada dasarnya, tulang kita adalah suatu jaringan yang aktif. Tulang mengalami proses penyerapan dan pembentukan secara terus-menerus dan seimbang pada orang-orang yang sehat. Sejak masa kanak-kanak hingga remaja, proses pembentukan tulang lebih banyak terjadi dibandingkan proses penyerapannya, jika proses penyerapan tulang lebih banyak dibandingkan proses pembentukannya, maka akan terjadi osteoporosis.
Menurut Fiastuti, kepadatan tulang akan berkembang sejak usia anak sampai usia dewasa muda. Massa tulang puncak pada usia 30 tahun. “Kepadatan tulang menurun seiring dengan bertambahnya usia melebihi kecepatan siklus regenerasi tulang. Proses pengeroposan tulang meningkat tajam setelah usia 50 tahun untuk perempuan dan 60 tahun untuk laki-laki,”tuturnya.
Untuk mencegah osteoporosis, tidak cukup hanya mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi seperti susu, daging atau telur secara rutin, namun juga harus dibarengi dengan aktifitas olah raga fisik secara rutin pula.K-35 (andin)